Nusantaratv.com - Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, optimistis dengan kemampuan moneter Indonesia.
Meski begitu, dia meminta berbagai pihak untuk tetap waspada menghadapi ketidakpastian global yang terjadi terutama pasca runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) beberapa waktu lalu.
"Bisa dikatakan kita cukup optimis, tapi sekali lagi, kita juga harus tetap waspada terkait dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini melihat (runtuhnya) SVB benar-benar mengguncang dan menjadi alarm bagi kita dan negara-negara berkembang," ujar politisi yang akrab disapa Ibas itu saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Badan Anggaran DPR RI dengan pakar membahas dampak Kebijakan Moneter Internasional terhadap Suku Bunga, Nilai Tukar, dan Inflasi.
Rapat yang diselenggarakan di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta pada Kamis (6/4/2023) itu menghadirkan Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan Kementerian Keuangan Ri Periode 2019-2022, Raden Pardede dan Andry Asmoro yang menjabat sebagai Chief Economist Bank Mandiri.
Pada kesempatan tersebut, Raden Pardede menjelaskan kondisi perekonomian global dan permasalahan yang dihadapi saat ini termasuk kebijakan moneter yang diambil beberapa negara. Sedangkan Andry Asmoro mengaitkannya dari segi kondisi perbankan.
Menanggapi paparan yang diberikan, Ibas bersyukur bahwa meski runtuhnya SVB sempat menyita perhatian dunia namun hal tersebut tak menimbulkan banyak dampak langsung terhadap Indonesia.
"Bersyukur juga SVB tidak banyak pengaruh di Indonesia secara langsung, tetapi lesson to be learn-nya banyak startup kita yang sedang berharap terkait dengan dunia perbankan kita sehingga good news or bad news terhadap suku bunga yang tinggi tetapi di sisi lain sektor riil juga harus terus bergerak dan bekerja," lanjut Politisi Partai Demokrat tersebut.
Anggota Komisi VI DPR RI itu mendukung perbankan untuk tetap menjaga kepercayaan diri, sekaligus memperingatkan agar jangan sampai ada kesalahan dalam menentukan regulasi kedepannya. Dia berharap tidak ada dampak ikutan dari kejadian SVP yang masuk ke Indonesia terlebih saat ini mulai banyak bisnis baru
"Kita juga meyakini bahwa perbankan tetap menjaga confidence-nya dan kita jangan sampai telat atau salah mengambil regulasi tepat. Jangan sampai spillover SVP berdampak ke Indonesia," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Legislator Jawa Timur VII itu juga menyinggung mengenai startup yang digadang sebagai usaha dan investasi masa depan. Menurutnya, usaha rintisan yang banyak diprakarsai oleh anak muda itu masih membutuhkan perbankan maupun modal ventura dalam mendukung pembiayaannya.
Dijelaskannya, usaha-usaha ini merupakan ekonomi baru yang bisa memberikan dampak pada pendapatan negara secara jangka panjang.
"Kita ketahui masih banyak memang di Indonesia ini yang usaha-usahanya based on commodity, tapi anak-anak muda sekarang dan future business dan future investment bisa saja mengarah kepada startup-startup yang juga membutuhkan dukungan dari perbankan termasuk venture capital padahal itu juga termasuk ekonomi baru yang kita juga nantikan untuk pendapatan negara jangka panjang," tambahnya.