Nusantaratv.com - Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar pertemuan bilateral dengan Parlemen Uni Eropa (UE) guna membahas berbagai kerja sama terkait perdagangan antarkedua negara.
Salah satunya melalui percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Parlemen Uni Eropa, Louise Weiss, Strasbourg, Perancis, Rabu (18/10/2023) itu, BKSAP DPR RI diwakili Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana dan Gilang Dhielafararez, serta Anggota BKSAP DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti.
Sementara Parlemen Uni Eropa diwakili langsung oleh Ketua Komite Perdagangan Internasional, Bernd Lange. Putu Supadma menyatakan proses negosiasi yang sudah memasuki ronde ke-15 sejak 2016 ini harus segera diselesaikan dan diwujudkan dalam sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Menurutnya, jika kesepakatan ekonomi I-EU CEPA terwujud, dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia-Uni Eropa, di mana ada sekitar 600 juta jiwa dari kedua negara yang akan merasakan manfaatnya.
"Penyelesaian I-EU CEPA memang menjadi satu hal yang sangat penting bagi Indonesia dan Uni Eropa untuk meningkatkan kerja sama ekonomi komprehensif dan perdagangan kedua negara. Selama ini cukup lambat dalam diskusi penyelesaiannya, karena ada beberapa isu yang masih menjadi batu sandungan (stumbling block). Kehadiran kami untuk mengakselerasi hal ini, mempercepat prosesnya sehingga kedepan kita berharap bisa segera terwujud I-EU CEPA ini dan segera kita ratifikasi," ujar Putu Supadma.
Politisi Fraksi Partai Demokrat ini menambahkan, kesepakatan I-EU CEPA nantinya akan menjadi penghubung kerja sama ekonomi yang juga akan terus diperkuat melalui transfer teknologi dan inovasi. Sehingga, kedua pihak akan siap menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa depan.
"Mudah-mudahan ini merupakan quantum leap atau momentum bersejarah untuk segera meyakinkan Uni Eropa untuk segera mewujudkan I-EU CEPA yang memang sudah dibahas selama 7 tahun. Kita ingin tahun ini diakselerasi, sejalan juga dengan posisi kita, tahun depan pemilu, Parlemen Eropa juga akan menyelenggarakan pemilu pada Juni 2024, kita ingin memastikan bahwa tidak hanya saat ini pembahasan dilakukan secara maksimal," tutupnya.