Nusantaratv.com - Setelah dari Salatiga, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani melanjutkan kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kembali mendatangi sejumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), ia menekankan tentang 3 PM. Apa itu?
Puan datang ke Pusat Layanan Unit Terpadu (PLUT) Kabupaten Semarang pada Jumat (12/1/2024). Setidaknya, ada 60.000 unit usaha yang berada di PLUT yang merupakan UMKM Center Kabupaten Semarang.
Di lokasi ini, Puan melihat berbagai produk UMKM Kabupaten Semarang. Dari makanan sampai dengan batik. Bahkan Puan ikut menganyam eceng gondok kering menjadi kerajinan di salah satu unit UMKM.
“Senang sekali diajari menganyam eceng gondok oleh ibu-ibu pengrajin,” kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Sabtu (13/1/2024)
Usai melihat berbagai produk UMKM di PLUT, Puan kemudian sarasehan dengan pelaku UMKM Kabupaten Semarang. Dalam acara dialog itu, ia mengatakan ekonomi Indonesia akan kuat dan naik kelas apabila UMKM-nya sukses.
“Untuk itu dalam kesempatan baik ini saya ingin bicara tentang Tiga PM-nya untuk UMKM kepada Bapak Ibu semua. Tahu tidak 3 PM yang saya mau bicarakan? Ya nama saya kalau disingkat juga jadi PM, tapi bukan PM itu yang saya ingin sampaikan,” tutur mantan Menko PMK tersebut.
Adapun PM pertama yang dimaksud Puan adalah permodalan. Ia menegaskan, urusan permodalan bagi UMKM terus diperjuangkan oleh anggota dewan, baik DPR RI di pusat maupun DPRD di daerah.
“Bapak dan Ibu butuh modal kan? Nah PM yang pertama ini Permodalan salah satu yang diperjuangkan oleh anggota dewan ke Pemerintah. Supaya ada bantuan modal untuk UMKM dan makin mudah prosesnya,” jelas Puan.
“PM yang kedua itu Pembinaan, jadi tentu kami mendengar aspirasi dari banyak UMKM bahwa setelah mendapat modal perlu tetap mendapat pembinaan seperti pelatihan. Nah makanya saya juga minta Pemda agar banyak dilakukan pembinaan atau pelatihan untuk UMKM agar usahanya makin bagus, makin rapih, makin modern,” tambahnya.
Kemudian PM ketiga yang dimaksud adalah Pemasaran. Puan menyatakan, pemasaran yang baik dari hasil produksi UMKM menjadi salah satu faktor yang penting untuk kemajuan usaha.
Tiga PM tersebut adalah Permodalan, Pembinaan, dan Pemasaran
“Kalau sudah dapat modal, sudah dibina, tapi kalau gak ada yang beli barangnya kan sama aja. Bapak Ibu ingin jualannya makin laris manis kan? Jadi soal PM yang ketiga ini juga penting yaitu Pemasaran,” ungkap Puan.
Cucu Bung Karno itu pun memberi contoh, salah satu pemasaran terbaik yang dapat dilakukan di era saat ini adalah dengan metode daring. Puan mendorong para pelaku UMKM untuk promosi dan menjual produksinya secara online untuk memperbesar pasar.
“Sekarang UMKM sudah harus melek digital, sudah harus bisa jualan lewat smartphone-nya. Ini penting menjadi perhatian Pemda. Semoga pelaku UMKM bakery di sini makin laris manis ya usahanya,” sebut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Dari PLUT Kabupaten Semarang, Puan kemudian mengunjungi sentra batik warna alam yang berada di Malon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Bersama para pengrajin, Puan ikut membatik dengan canting yang dilakukan dengan proses warna alami menggunakan tumbuhan seperti daun indigo, mangrove, tingi, kayu tageran, dan kulit kayu secang.
Sentra Batik Malon merupakan sentra batik satu-satunya yang memanfaatkan limbah mangrove dan propagule kering yang sangat ramah lingkungan. Limbah yang dimanfaatkan ini menghasilkan warna coklat.
Di sentra batik ini, Puan membeli beberapa produk UMKM. Seperti tas karung goni dari toko De Qipaz Gift and craft yang pembuatan tasnya dengan mesin, namun tetap handmade (menggunakan manual) untuk beberapa bagian seperti pegangan tas dan gambarnya.
Puan juga terlihat meninjau pembuatan payung lukis di unit usaha Bebby Batik Art. Kepada Puan, sang pemilik toko menunjukkan payung yang dilukisnya sendiri. Lukisan di payung itu bercerita tentang kisah Bandung Bondowoso.
Pada payung lukis tersebut, Bebby sang pemilik toko melukis kisah pembuatan Candi Prambanan dengan canting di media kain selebar 3 meter. Sementara pengerjaan payung ia serahkan kepada pengrajin payung.
“Batik tulis khas Semarang cakep-cakep,” ucap Puan.
Para pengrajin Sentra Batik Malon diketahui menerapkan teknik baru, yakni menggabungka teknik batik dengan shibori (teknik ikat). Pengelola Sentra Batik Malon, Marheno mengatakan anggota komunitas di Sentra Batik Malon juga memberi pelatihan ke seluruh Indonesia.
“Terjauh ke Papua untuk pelatihan batik dengan memanfaatkan limbah mangrove, atau sumber daya alam yang ada di daerah masing-masing. Tujuannya agar mereka tidak ketergantungan dengan bahan baku dari Jawa,” jelas Marheno.
Kehadiran Puan di Sentra Batik Malon mendapat sambutan hangat dari para pengunjung dan pelaku UMKM di tempat tersebut. Setelah selesai meninjau UMKM di Sentra Batik Malon, Puan lalu menikmati jajanan pasar yang ada di stand Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman). Stand ini berada di depan gedung Sentra Batik Malon.