Rofik Hananto Berharap Sinergi PT Pertamina dan Instansi Pemerintah Lainnya Terus Ditingkatkan

Nusantaratv.com - 29 November 2023

Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto saat mengikuti FGD Komisi VII DPR dengan PT Pertamina, dan SKK Migas, di Cirebon, Jawa Barat. Foto: Ayu/nr
Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto saat mengikuti FGD Komisi VII DPR dengan PT Pertamina, dan SKK Migas, di Cirebon, Jawa Barat. Foto: Ayu/nr

Penulis: Bagas Adi Pangestu

Nusantaratv.com - Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto berharap sinergi dan koordinasi antara Pertamina dan instansi pemerintah lainnya perlu ditingkatkan. Hal tersebut terkait dengan permasalahan yang terjadi di lapangan, khususnya di PT Pertamina EP Zone 7.

“Dari FGD Komisi VII DPR dengan PT Pertamina EP, khususnya Zone VII terungkap bahwa produktivitasnya masih jauh dari target karena ada beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan. Diantaranya ketersediaan Rig dan permasalahan Amdal,” ujar Rofik usai FGD Komisi VII DPR dengan PT Pertamina, dan SKK Migas, Cirebon, Jawa Barat, baru-baru ini.

"... terungkap bahwa produktivitasnya (Pertamina EP Zone 7) masih jauh dari target karena ada beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan,"

Dijelaskan Politisi Fraksi PKS ini, masalah Amdal memang kerap menjadi permasalahan PT Pertamina, terutama terkait dengan LSD (lahan sawah dilindungi). Karena kebetulan Pertamina EP Zona 7 ini eksplorasinya kebanyakan di darat. Sehingga butuh ijin Amdal untuk keamanan lokasi dan lingkungan sekitar.

Dikutip dari laman esdm.go.id, Rig merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran  bawah tanah atau sumur untuk mendapatkan minyak bumi, gas maupun mineral-mineral bawah tanah lainnya. Rig dicirikan dengan adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan pipa-pipa tubular pada sumur.

“Saya yakin kalau terjadi komunikasi yang baik, sinergitas antar Pertamina dengan instansi pemerintah lainnya ditingkatkan, maka masalah-masalah seperti ini bisa terselesaikan dengan baik. Karena PT Pertamina EP juga dituntut untuk mempertahankan progresivitas lifting minyak yang tantangannya juga cukup berat. Dimana ditargetkan 750 juta barel per hari, sementara saat ini masih tertahan di 620 juta barel per hari ini. Ini tentu bukan perkara mudah,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu Rofik juga berharap Pertamina untuk mencoba kembali melakukan eksplorasi di Negara lain. Mengingat Pertamina selain memiliki teknologi yang tidak kalah hebat dengan Negara lain, juga cukup berpengalaman melakukan eksplorasi di Negara lain yang cadangan dan produksi minyaknya masih besar. Selain tentunya melakukan eksplorasi di sumur-sumur minyak dalam negeri yang memang belum tereksplore dengan baik.

0

(['model' => $post])

x|close