Putu Supadma: Laki-Laki Harus Jadi Pendukung Peningkatan Peran Perempuan Diberbagai Bidang

Nusantaratv.com - 08 Juni 2023

Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana usai sidang komite untuk perempuan 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly' (WAIPA) di Padang, Sumatera Barat, Senin (5/6/2023). (Agung/nr)
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana usai sidang komite untuk perempuan 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly' (WAIPA) di Padang, Sumatera Barat, Senin (5/6/2023). (Agung/nr)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mendorong parlemen di ASEAN agar lebih aktif dan responsif gender di kawasan. 

Dia berpendapat, sangat penting untuk menghindari polarisasi gender dan sudah seharusnya laki-laki jadi pendukung perempuan untuk berkarya di berbagai bidang.

'Saya sempat memberikan satu pandangan bahwa sangat penting kita, intinya bahwa tidak ada dua kutub yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Justru kita, saya sendiri, sebagai lelaki, hadir untuk menjadi pendukung perempuan untuk hadir di segala bidang," ujar Putu Supadma ditemui saat sidang komite untuk perempuan 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly' (WAIPA) di Padang, Sumatera Barat, Senin (5/6/2023).

Berkaca pada aspek demografi, terdapat 51 persen populasi laki-laki dan 49 persen perempuan. Melihat kondisi ini, Putu Supadma menyampaikan, bisa saja kedepannya parlemen Indonesia semakin mendorong affirmative action di sektor politik, misalnya berkaitan dengan nomor urut peserta pemilu antara perempuan dan laki-laki.

"Karena demografi kita menampilkan porsi imbang perempuan dan laki-laki. Jadi potensi keterlibatan perempuan sangatlah tinggi. Kehadiran perempuan di bidang politik pun sangat baik dan memang wajib hadir," lanjut Politisi Fraksi Partai Demokrat itu.

Perempuan, menurutnya, mampu menampilkan perspektif yang berbeda dari lelaki. Sehingga, ada ruang yang perlu diisi agar proses legislasi lebih kaya pandangan. Tak hanya itu, Putu Supadma juga mendorong semua fungsi parlemen yang lain seperti penganggaran dan pengawasan tak luput dari peran perempuan.

"Maka itu kita memberikan dukungan kepada parlemen ASEAN bagi negara-negara yang belum memiliki affirmative action, Indonesia harus jadi pionir dan champion menghadirkan perempuan dalam berbagai ruang. Untuk itu harus ada harmoni dan rasa saling percaya," tukasnya.

0

(['model' => $post])

x|close