Nusantaratv.com-Pupuk Biosaka merupakan ramuan organik untuk tanaman perkebunan yang membutuhkan dukungan pemerintah. Sejauh ini, pupuk tersebut masih diproduksi mandiri oleh para petani. Karena itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk kemudian menjadi rekomendasi pemerintah.
Demikian mengemuka saat Tim Komisi IV DPR RI mengunjungi ladang kedelai dan kacang hijau di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Para petani kedelai setempat telah mengaplikasikan Pupuk Biosaka ini untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida. Hasilnya, tanaman kedelai yang diberi Biosaka terbukti tumbuh subur dengan indikasi daun lebih lebar, polong kacang lebih banyak dan besar, tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu bertahan terhadap cuaca ekstrem.
Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo menyerukan, semua pihak memberi dukungan terhadap inovasi pertanian organik berupa Biosaka yang terbukti menyuburkan tanaman.
"Kita lihat kedelai yang menggunakan Biosaka ternyata hasilnya lebih maksimal. Yang menggunakan Biosaka, batang dan buahnya lebih banyak," ungkap Firman saat ditemui di ladang kedelai, Demak, Senin (17/7/2023).
Biosaka sangat mudah dan murah diproduksi. Biosaka dibuat dari bahan-bahan organik, seperti daun dan rerumputan yang dicampur air, kemudian diperas. Cairan hasil perasan inilah yang bisa diaplikasikan untuk tanaman perkebunan. Para petani di Demak sudah mengaplikasikan Biosaka pada tanaman kedelai dengan hasil maksimal.
"Ke depan, kami ingin bicara dengan pemerintah agar ada regulasi dan supporting system untuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan Biosaka," harap Anggota Baleg DPR RI ini.
Politisi Partai Golkar ini menambahkan, Biosaka seperti suplemen herbal bagi manusia. Ketika minum herbal, misalnya, diminum manusia, imun tubuh meningkat dan akhirnya jadi produktif. Bila teknologi pertanian organik ini terus dikembangkan, bisa menyejahterakan para petani, terutama di wilayah Pantura Jawa.
"Kita melihat perbedaan signifikan yang menggunakan Biosaka dan tidak. Yang menggunakan biosaka, lebar daunnya hampir setelapak tangan. Yang tidak menggunakan biosaka, kecil," tutupnya.