Program Insentif Bagi Petani Penting untuk Kembalikan Kemandirian Pangan

Nusantaratv.com - 14 November 2023

Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat mengikuti Rapat Kerja Komisi IV dengan Kementerian Pertanian di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (13/11/2023). Foto: Arief/nr
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat mengikuti Rapat Kerja Komisi IV dengan Kementerian Pertanian di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (13/11/2023). Foto: Arief/nr

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyatakan pentingnya program insentif bagi petani untuk mengembalikan kemandirian pangan. Terutama dengan adanya El Nino yang berdampak pada petani mengalami gagal panen. Sehingga, program insentif penting agar segera mengembalikan kekurangan pangan.

“Usulan yang sedang kita bahas ini sesuatu hal yang sangat baik ya, tetapi intinya adalah bahwa dampak El Nino itu cukup besar. Pertama banyak sekali petani yang gagal panen, nah biasanya petani kita kalau udah gagal panen udah babak belur. Mereka enggak punya modal untuk mengembalikan (modal) juga susah. Sehingga ketahanan pangan kita (menjadi) semakin rawan, ya jumlah impor semakin tinggi,” kata Daniel dalam Rapat Kerja Komisi IV dengan Kementerian Pertanian di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (13/11/2023).

“Banyak sekali petani yang gagal panen karena El Nino. Kalau sudah gagal panen, mengembalikan modal juga susah. Sehingga ketahanan pangan semakin rawan, impor semakin tinggi”

Oleh karena itu, Politisi Fraksi PKB itu menilai perlu ekstra keras kerja keras untuk dapat mengembalikan kemandirian pangan sehingga ketergantungan impor semakin berkurang. Untuk perubahan tersebut, menurutnya kedepan program insentif kepada petani itu menjadi penting. “Ya insentif yang lengkap, sehingga khususnya di pangan ya, di padi, baik dari pupuk, dari bibit, dari pengolahan. Sehingga kita bikin segera mengembalikan kekurangan pangan,” jelasnya.

Selain itu, dirinya juga menyoroti adanya laporan mengenai dicoretnya program pertanian Pemberdayaan Petani dan Pedesaan (P2L). Dirinya menyayangkan hal tersebut, karena menurutnya di lapangan program tersebut cukup efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Yang kedua adalah kita berharap (kehadiran) menteri itu justru menambah berkah kita semua jangan malah mengurangi. Karena saya dapat laporan P2L malah dicoret yang tersisa, mohon dikembalikan Pak Menteri (soal) P2L. Karena itu fakta di lapangan adalah KWT (Kelompok Wanita Tani) ibu-ibu itu sangat produktif, mengurangi tingkat kemiskinan. Ya mereka itu benar-benar sebagai penggerak di desa,” tuturnya

0

(['model' => $post])

x|close