Nusantaratv.com - Ketua Tim Rombongan Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Barat, Herman Khaeron, menyoroti rendahnya pengguna jasa Bandara Kertajati. Situasi ini mendapat perhatian lebih olehnya, sebab bandara ini sudah memiliki fasilitas yang sangat baik, bahkan bisa didarati oleh banyak pesawat besar termasuk Antonov.
"Hal ini menjadi pembahasan penting tadi dengan Garuda Indonesia, Angkasa Pura, Air Nav, dan Pimpinan Bandara Kertajati. Esensinya adalah ini akan diapakan kedepannya dengan keterbatasan-keterbatasan kunjungan penumpang yang rata-rata perhari 1500 orang, meski sudah dibuka rute-rute yang potensial, untuk ke Kalimantan Timur, Balikpapan, Bali dan bahkan dalam seminggu ada dua kali angkutan Umroh yang melalui Kuala Lumpur," ungkap Herman di Kertajati, Majalengka, Senin (19/2/2024).
"Esensinya adalah ini akan diapakan kedepannya dengan keterbatasan-keterbatasan kunjungan penumpang yang rata-rata perhari 1500 orang,"
Menurutnya, hal ini menjadi sangat strategis apabila dimaksudkan dari sejak awal penutupan Bandara Husein Sastranegara adalah untuk bisa menggiring para pengguna Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. "Saya kira harus dicarikan cara apakah hal itu dikarenakan kurang sosialisasi, aksesibilitas, maupun terhadap pengetahuan masyarakat terkait dengan penggunaan bandara. Bahkan ke depan saya usulkan bagaimana antar instansi berkolaborasi ataupun berkoordinasi untuk melahirkan kebijakan bahwa seluruh penerbangan umroh dan haji itu dipindahkan ke Kertajati," imbuhnya.
Herman menambahkan, mungkin saja nanti untuk di sekitar kawasan ataupun seluruh Jawa Barat dan Jawa Tengah wilayah barat ini juga bisa menampung penumpang umum yang lebih potensial hingga bisa menggunakan Bandara Kertajati.
"Namun demikian selalu ada masalah, pertama tentu terkait dengan harga Avtur. Dimana harga Avtur di sini lebih mahal daripada harga Avtur di Cengkareng. Padahal Avtur sebetulnya lebih dekat kalau secara transportasi. Karena dari Balongan ke sini jauh lebih dekat. Namun mungkin karena penggunaannya lebih sedikit dibandingkan dengan Cengkareng sehingga disini lebih mahal," kata Politisi Fraksi Partai Demokrat itu.
Dengan lebih mahal dan tingginya harga Avtur tersebut, lanjutnya, maka sangat berpengaruh terhadap harga tiket. "Nah kalau kemudian berpengaruh terhadap tiket pesawat sebagai instrumen untuk menggunakan transportasi udara, saya kira ini harus menjadi bahan pertimbangan kedepannya bahwa Pertamina harus memberikan harga yang sama. Sehingga ini juga akan sangat berpengaruh terhadap samanya harga tiket di seluruh bandara yang ada," ucapnya.
Objek kedua yang juga dibahas dalam pertemuan Komisi VI DPR RI dengan stakeholder terkait pada kesempatan kunjungan kerja reses kali ini adalah mengenai keselamatan transportasi kereta api. Salah satu topik yang juga dibahas sangat mendalam dan ke depannya harus menjadi perhatian semua pihak yaitu masih banyaknya perlintasan sebidang yang sampai saat ini belum ada pintunya.
"Apakah ke depan akan digunakan pintu-pintu otomatis atau pintu yang lebih efisien, namun ini harus dibicarakan, karena juga ini menyangkut persoalan keselamatan masyarakat. Dan tadi dibicarakan, bagaimana mendahulukan keselamatan yang ada dalam kereta atau di darat, sementara dua-duanya sebetulnya memiliki hak yang sama atas keselamatannya," jelas Herman.
"Oleh karenanya yang harus dilakukan adalah seluruh pelintasan sebidang yang ada di seluruh jalur kereta api, idealnya adalah semua sudah memiliki pintu dan ada penjaganya. Bagaimana untuk memenuhi semua ini tentu harus kita hitung dan dudukan bersama," tambahnya lagi.