Nusantaratv.com - Anggota Komisi VI DPR RI Harris Torino meminta PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mulai memikirkan secara matang mengenai revenue stream dari Pelabuhan Benoa.
Hal ini dikatakan Harris mengingat pada tahun 2020 Pelindo III mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,2 triliun untuk mengembangkan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) agar memberikan nilai tambah pariwisata di Pulau Dewata.
Diketahui, di dunia bisnis, revenue stream adalah sumber-sumber yang berkontribusi mengisi kas perusahaan, baik secara langsung melalui proses pertukaran produk/jasa atau tidak langsung melalui hibah, investasi, dan semacamnya.
Tujuan revenue stream adalah untuk menghasilkan uang kas dengan kepemilikan 100 persen bagi perusahaan. Oleh karena itu, sumber-sumber keuangan yang mensyaratkan imbal balik jangka pendek seperti hutang tidak dapat digolongkan sebagai revenue stream.
"Yang menjadi konsen saya terhadap Pelabuhan Benoa ini adalah mengenai stream of income revenue-nya itu dari mana? Dan apa langkah-langkah yang dilakukan oleh Pelindo di Benoa untuk meningkatkan revenue di masa yang akan datang. Karena kita tahu, di tahun 2020 kan sudah diberikan PNM, Rp1 triliun lebih untuk pengerukan," jelas Harris usai Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI dengan PT Pelindo di Pelabuhan Benoa, Bali, Sabtu, (25/3/2023).
Dalam kunjungan ini pun diketahui, kedalaman alur dan kolam di Pelabuhan Benoa kini sudah mencapai 12 meter dan sudah bisa dilakukan pesandaran kapal pesiar. Menurut Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini, hal tersebut harus bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh Pelindo guna memajukan perekonomian di Bali.
"Ke depannya seperti apa untuk meningkatkan kunjungan kapal pesiar? Karena ini dampaknya bukan cuma income pada Pelindo tetapi juga berdampak terhadap masyarakat Bali secara keseluruhan, (misalnya) tentang tourism, UMKM yang ada di Bali, tentu ini dampaknya akan besar sekali," jelasnya.
Mengenai kinerja dan merger yang dilakukan Pelindo pada tahun 2021, Harris mengingatkan terkait pentingnya sinergitas yang dilakukan Pelindo. Terlebih, saat ini Pelindo memiliki 58 anak perusahaan yang harus dipikirkan mengenai efisiensinya terhadap korporasi.
"Kalau dibandingkan 2020, (kinerja) pasti meningkat. persoalannya adalah apakah sudah kembali ke square one. Dan apakah peningkatan kinerja ini akibat dari merger, kan kita tahu akhir 2021 Pelindo I sampai IV di-merger. Nah, dampak sinerginya apa sih dari merger ini. Apalagi masih ada 58 anak perusahaan. Pasti banyak anak perusahaan yang membebani korporasi, sehingga langkah ke depannya seperti apa untuk penyederhanaan anak-anak perusahaan ini," tutupnya.