Nusantaratv.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi mengungkapkan pihaknya mendukung Program bagi-bagi magic com kepada Masyarakat dengan berbagai pertimbangan teknis.
Dijelaskannya, rice cooker dan magic com memiliki fungsi yang berbeda, meski sama-sama mesin penanak nasi.
"Ini sekaligus meluruskan berita yang beredar ya. Sekali lagi saya tegaskan, setelah mempertimbangkan berbagai aspek teknis serta sasaran program, saya mendukung program bagi-bagi magic com, bukan rice cooker," ungkap Bambang kepada wartawan, Jakarta, Senin (7/2/2023).
Kalau rice cooker hanya untuk masak nasi saja. Sedangkan magic com selain masak, juga bisa untuk penghangat. Bahkan saat ini, magic com sudah bisa digunakan buat menggoreng pula.
Sementara, dari sisi teknis, alat masak magic com ini memberikan kemudahan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk memasak. Mengingat dayanya yang tidak terlalu besar, yakni sekitar 450 VA bisa. Tidak hanya itu, nasi yang dimasak juga konon menjadi tidak cepat basi.
Hal positif lainnya, adalah juga mendorong penyerapan listrik. Serta, mengubah budaya masyarakat untuk menggunakan peralatan masak yang lebih modern, yakni dengan menggunakan listrik.
"Kalau kita mau mulai, harus mulai dari satu kebiasaan. Kita tidak bisa serta merta, kita suruh masyarakat, suruh beralih ke kompor listrik contohnya. Kami tidak setuju itu, karena sesuatu yang mendadak, dan masyarakat juga belum terbiasa," tambahnya.
Di kesempatan yang berbeda, Sub koordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM (energy dan sumber daya mineral), Edy Pratiknyo beberapa waktu lalu menjelaskan kepada media bahwa Pemerintah memang sedang membahas rencana program membagikan bantuan penanak nasi listrik (BPNL) sebanyak 680 ribu unit penanak nasi atau rice cooker kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Program tersebut melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) Kementerian ESDM tahun 2023 ini. Tujuannya tak lain untuk pemanfaatan energi bersih, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta penghematan biaya memasak bagi masyarakat.
Meski demikian, anggaran untuk program tersebut masih diberikan bintang (diblokir) Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Oleh karenanya Bambang mendorong agar blokir anggaran tersebut segera dibuka.