Legislator Dorong BAKTI Intensifkan Sinergi dengan Operator Seluler

Nusantaratv.com - 09 April 2022

Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas saat Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja (Panja) Penyediaan Akses Internet Komisi I DPR RI ke Sumatera Utara, Jumat (8/4/2022). (Nadya/nvl)
Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas saat Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja (Panja) Penyediaan Akses Internet Komisi I DPR RI ke Sumatera Utara, Jumat (8/4/2022). (Nadya/nvl)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas mendorong Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) untuk selalu intensif melakukan sinergi dan koordinasi dengan para operator seluler. 

Mengingat daerah blank spot yang belum tertangani oleh operator seluler BAKTI saat ini belum seluruhnya tertangani. Sehingga diharapkan daerah-daerah blank spot tersebut dapat segera mendapatkan akses secara cepat, karena hal ini berkaitan dengan penyebaran akses internet di daerah-daerah yang masih blank spot.

"Yang berikutnya lagi adalah saya pikir selain operator seluler dikoordinasikan dengan BAKTI, tapi BAKTI juga harus melakukan evaluasi secara berkala terkait dengan penyediaan akses internet dari BAKTI yang sudah tersebar di beberapa provinsi yang ada di Indonesia, baik itu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, kemudian Sulawesi, Maluku, dan Papua, termasuk dengan NTT dan NTB,” jelas Yan saat Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja (Panja) Penyediaan Akses Internet Komisi I DPR RI ke Sumatera Utara (Sumut), Jumat (8/4/2022).

Lebih lanjut, politisi Partai Gerindra tersebut menegaskan, masih banyak daerah yang memiliki kelambanan dalam jaringan internetnya, meskipun di daerah-daerah tersebut sudah ada VSAT atau stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. 

Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit, juga sudah ada fiber optic dan juga radio link, namun hal itu dirasa belum maksimal juga. "Jadi dengan adanya evaluasi secara berkala BAKTI akan bisa menetapkan kebijakan untuk menangani daerah-daerah yang masih lemot itu, kenapa? Karena cost infrastructure yang sudah dibangun selama ini itu cukup tinggi, jangan sampai tidak efektif dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” tandas legislator dapil Papua tersebut.

Yan juga berharap, alokasi anggaran pemerintah yang sudah digunakan BAKTI untuk membangun proyek multinasional itu benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia, dan maksimal dalam penyediaan akses internet dan juga layanan telekomunikasi yang di-backup oleh BAKTI. Meskipun pada kenyataannya masih banyak daerah yang mengadukan ketidakstabilan jaringan internetnya.

Dirinya mencontohkan, misalnya ketika dicek Program BTS USO, di mana BTS USO adalah bantuan pembangunan BTS di wilayah blank spot atau tidak terpancar sinyal telekomunikasi dari BTS komersial untuk melayani akses telekomunikasi. 

BTS USO ini hanya dapat menjangkau satu kilometer, meskipun  maksimalnya lima ratus meter, namun itupun jika  pemakainya atau traffic-nya semakin tinggi maka akan terjadi keterlambatan akibat dari kapasitasnya yang memang belum bisa mengkaver satu wilayah tersebut.

"Misalnya desa A dan desa B. Jadi mungkin penyebaran BTS USO juga harus dihitung dengan kapasitas pemakai termasuk jumlah penduduk disitu. Sehingga kita menyediakan BTS USO juga memang kalau disatu kampung itu jumlah penduduknya tinggi kita bisa diletakkan tidak harus satu mungkin dua BTS," saran Yan.

Namun Yan menambahkan, untuk jangka panjang BAKTI memang harus mencari alternatif-alternatif lain untuk mem-backup dari segi penyediaan satelit. Mengingat, dengan adanya penambahan satelit, maka tentunya traffic internetnya akan semakin berkurang, sehingga kemudian akses internet menjadi lebih cepat dan lancar.

"Dengan demikian saya pikir masyarakat juga yang memanfaatkan akses internet untuk kepentingan pelayanan publik, kepentingan pelayanan pemerintahan, pasti sangat merasa bahwa kehadiran pemerintah dengan semua infrastruktur ini benar-benar dirasakan masyarakat. Karena hari ini kita bikin program di semua lintas kementerian/lembaga, tetapi kalau manfaatnya itu tidak maksimal, kita buang duit yang besar kita lakukan maintenance tiap tahun tapi masyarakatnya belum merasakan apa-apa," tutupnya.

Berdasarkan data pembangunan BTS 4G BLU BAKTI di Provinsi Sumatera Utara, terdapat BTS Eksisting USO 2015-2020 di 40 lokasi dan rencana pembangunan BTS 4G Tahap 2 di 2022-2023 di 66 lokasi. Dan rencana pembangunan BTS 4G oleh operator seluler terdapat lokasi pembangunan opsel di 75 lokasi, di antaranya: Tapanuli Tengah 4 lokasi, Tapanuli Selatan 15 lokasi, Mandailing Natal 46 lokasi, Padang Lawas 2 lokasi, Deli Serdang 2 lokasi, Binjai 1 lokasi, Serdang Bedagai 1 lokasi, Labuhan Batu 4 lokasi. 

0

(['model' => $post])

x|close