Nusantaratv.com - Kenaikan harga minyak mentah dunia yang cukup tinggi beberapa tahun terakhir, ditambah perang Rusia versus Ukraina membuat subsidi energi terutama Bahan Bakar Minyak (BBM) melonjak drastis dan membebani postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam kondisi seperti ini, Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam mendukung upaya PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai sub holding gas PT Pertamina (Persero) kembali menghidupkan program diversifikasi BBM ke BBG (Bahan Bakar Gas) terutama untuk kendaraan jenis sepeda motor.
"Konsep diversifikasi BBM ke BBG ini sebenarnya sudah lama sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang awalnya diterapkan pada mobil-mobil taksi, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) juga sudah cukup banyak di Jakarta. Kita bicara ini setelah harga BBM melambung tinggi, padahal kita sudah siapkan dari dulu," ujar Ridwan Hisjam dalam kunjungan kerja Komisi VII baru-baru ini.
Politisi Partai Golkar ini menambahkan bahwa yang menjadi target utama PGN terkait ide konversi BBM ke BBG kali ini adalah menyasar pengguna sepeda motor terutama pengemudi ojek online (Ojol).
Kenaikan harga BBM membuat penghasilan Ojol menurun. Dengan konversi motor BBG yang lebih murah dan ramah lingkungan karena setara RON 98 diharapkan mereka berminat.
"Masyarakat tidak perlu beli motor baru, pihak PGN akan memodifikasi motor lama dengan tambahan alat dan tabung khusus untuk pengisian BBG setara 4 liter. Diharapkan diversifikasi ke BBG ini bisa meningkatkan penghasilan Ojol karena harga BBG lebih murah," imbuhnya.
Lebih lanjut, legislator Dapil Jawa Timur V, yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu ini, menyarankan agar program diversifikasi BBM ke BBG terwujud lebih cepat dan efektif, PGN bisa meminta bantuan pemerintah untuk berkomunikasi dengan pabrikan motor dan mobil untuk memasang alat konversi pada hasil produksinya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PGN M Haryo Yunianto mengatakan pihaknya perlu dukungan untuk meningkatkan pola konsumsi minyak beralih ke gas. Peran produsen otomotif sangat besar untuk menunjang suksesnya konversi BBM ke BBG.
Pabrikan motor dan mobil dapat mengubah kebiasaan masyarakat dengan memasang alat konversi, sehingga pengguna motor dan mobil akan menyesuaikan bahan bakar dengan spesifikasi mobil.
Haryo mengaku tidak dapat memaksa pabrikan untuk memasang tangki gas pada setiap motor dan mobil yang baru diproduksi. Itu hanya bisa dilakukan jika pemerintah turun tangan.
"Rencananya awal tahun 2023 kita akan mulai program diversifikasi BBM ke BBG pada sepeda motor dengan menggandeng PT Pindad sebagai BUMN yang membuat konverter kit untuk sepeda motor," urai Haryo optimis.
"Kami sebagai sub holding gas Pertamina berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan gas bumi nasional di seluruh sektor. Hal ini demi peningkatan utilisasi energi bersih ramah lingkungan sebagai solusi nyata di masa transisi energi," tutup Haryo.