Komisi IV Dorong Peningkatan Keamanan Balai Karantina Sebagai Pintu Masuk Keluarnya Penyakit Berbahaya

Nusantaratv.com - 20 April 2022

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Provinsi Jambi, di Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Senin (18/4/2022). (Tiara/Man)
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Provinsi Jambi, di Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Senin (18/4/2022). (Tiara/Man)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai Badan Karantina Pertanian (Barantan) hendaknya menjadi pintu masuk dengan tingkat keamanan nasional tertinggi untuk melindungi dan menjaga masuknya virus-virus berbahaya dari luar wilayah Indonesia, yang dapat memberikan dampak terhadap menjangkitnya penyakit pada dunia perikanan bahkan pertanian seiring dengan perkembangan zaman. 

"Badan Karantina sekarang ini hanya dianggap sebagai aspek normatif untuk lalu lintas barang, belum sampai pada tingkat bahwa ini tingkat keamanan nasional tertinggi untuk menjaga kebutuhan wilayah," jelas Dedi saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Provinsi Jambi, di Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Senin (18/4/2022).

Seringkali menurut Dedi, virus yang sudah menjangkiti dan berkembang di suatu negara, bisa kemudian masuk ke wilayah Indonesia tanpa terdeteksi. Sehingga berdampak pada menjangkitnya penyakit akibat dari virus tersebut. 

"Kalau itu perikanan, maka menjangkitinya perikanan, kalau pertanian maka menjangkitinya penyakit dari dunia pertanian, karena semuanya ini berawal dari karantina," ungkap politisi Partai Golkar itu.

Senada, Anggota Komisi IV DPR RI Hanan A. Rozak memandang Barantan memiliki peranan yang penting karena merupakan pintu yang menentukan produk perikanan yang keluar khususnya dari Jambi aman dan bebas dari penyakit. 

Untuk itu, politisi Partai Golkar tersebut meminta agar ke depan BKIPM khususnya yang ada di Jambi bisa lebih mengintensifkan secara periodik, berkoordinasi dengan parah pihak terkait dengan ekspor impor.

"Saya kira koordinasi perlu ditingkatkan karena BKIPM ini instansinya vertical, tentu harus membina hubungan hubungan baik secara formal ataupun informal dengan insansi yang ada di daerah instansi otonom. Misalnya saja koordinasi dengan Bea Cukai ya terkait dengan pengamanan di lautnya, kemudian juga dengan pihak Kepolisian, Kejaksaan dan lain sebagainya. Agar nantinya juga tidak terjadi penyelundupan ikan olahan dari luar negeri misalnya yang beresar di pasaran dalam negeri," jelasnya.

Sementara itu, Kepala SKIPM Provinsi Jambi Piyan Gustaffiana menuturkan sejumlah kendala diantaranya ada penerbangan langsung ke luar negeri, sehingga diperlukan direct-call ekspor komoditas perikanan dari Jambi serta belum tercatatnya ekspor komoditas unggulan dari  Jambi berupa udang belalang, fresh fish dan ikan hias.

"Di SKIPM Jambi produk perikanan unggulan yakni adalah udang belang dimana menyumbang 85-90 persen komoditas tujuan ekspor dari Jambi, dengan tujuan Hongkong dan China. Dan juga ikan hias alam dengan tujuan Singapura dan Malaysia via Pulau Moro dan Pulau Mas. Dalam hal penerapan sistem jaminan kesehatan ikan danal halpenggunaan fasilitas instalasi karantina dilakukan secara efektif, konsisten, sistematis dan memenuhi standar biosekuriti untuk menjamin kesehatan ikan," imbuhnya.

Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI turut dihadiri Ketua Komisi IV DPR RI Sudin (PDI-Perjuangan) beserta Anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar, Maria Lestari, dan Djarot Saiful Hidayat dari PDI-Perjuangan, Salim Fakhry (F-PG), Endro Hermono (F-Gerindra), Sri Kustina (F-Nasdem), Nur'Aeni (F-Demokrat), dan Slamet (F-PKS).

0

(['model' => $post])

x|close