Ketua BKSAP DPR RI Apresiasi Sikap Wakil Ketua Parlemen Eropa

Nusantaratv.com - 14 Juni 2022

Ketua BKSAP Fadli Zon saat pertemuan dengan Tomasz Poręba di DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (14/6/2022). (Oji/nvl)
Ketua BKSAP Fadli Zon saat pertemuan dengan Tomasz Poręba di DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (14/6/2022). (Oji/nvl)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon mengapresiasi sikap Wakil Ketua Parlemen Eropa untuk ASEAN, Tomasz Poręba terkait beberapa isu penting, seperti climate change, green policy, termasuk kelapa sawit dan bidang-bidang lain seperti forestasi, yang sejatinya sesuai dengan sikap Indonesia.

"Kedatangan Tomasz tidak lain adalah untuk memperkuat hubungan kedua parlemen. Dan dalam pembicaraan kami tadi, banyak sekali pendapatnya yang sesuai dengan sikap Indonesia. Di mana mereka juga tidak ingin negara-negara maju itu (terutama) mendikte negara-negara berkembang dalam berbagai hal termasuk dalam hal climate change, dan dalam hal yang lain," jelas Fadli usai pertemuan dengan Tomasz Poręba di DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (14/6/2022).

Selain itu, lanjut politisi fraksi Partai Gerindra ini, mereka menginginkan kerjasama yang lebih terbuka. Serta memberikan satu peluang bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan Polandia untuk bisa catch up (mengejar ketertinggalan), serta terkait green policy lain-lainnya. 

Tak hanya itu, Tomasz juga mendukung Indonesia, terkait berbagai isu yang selalu dihembuskan kepada Indonesia, seperti isu batu bara, palm oil atau deforestasi yang kadang-kadang menyudutkan Indonesia.

Padahal, sebenarnya banyak progres yang sudah dilakukan Indonesia untuk memperbaiki keadaan yakni lewat program-program yang sangat pro lingkungan. Termasuk pencapaian dalam soal kelapa sawit dan bidang-bidang lain. 

Untuk isu deforestasi saja misalnya, Indonesia sudah banyak menanam pohon di lahan-lahan tidur yang tidak terpakai. Bahkan yang semakin masif adalah kesadaran masyarakat Indonesia tentang climate change.

"Namun disini yang jadi, pertanyaannya adalah bagaimana komitmen negara-negara maju soal climate change. Di mana mereka menjanjikan akan menyiapkan dana climate change sebesar hampir US$100 miliar, namun yang saya melihat belum ada progresnya. Karena untuk mencapai zero emission di tahun 2050 perlu transformasi dan itu memerlukan biaya yang mahal," tukasnya. 

0

(['model' => $post])

x|close