Kejutan, Komisi X Terima Bingkisan Bunga Mawar dan Petai Segar

Nusantaratv.com - 18 Januari 2024

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf diberi hadiah sebelum Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan FGHNLPSI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (17/1/2024). Foto : Devi/Man
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf diberi hadiah sebelum Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan FGHNLPSI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (17/1/2024). Foto : Devi/Man

Penulis: Bagas Adi Pangestu

Nusantaratv.com - Ada kemeriahan dan nuansa haru mewarnai Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi X DPR dengan Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPGSI). Perwakilan pengurus organisasi yang memperjuangkan guru honorer ini tiba-tiba menyerahkan sekuntum mawar merah kepada setiap anggota Komisi X peserta rapat.

Kejutan semakin meriah setelah para guru membawa masuk ke ruang rapat oleh-oleh tambahan, beberapa ikat buah petai yang baru panen. Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf yang memimpin jalannya rapat mengaku terharu, mendapat bingkisan mengejutkan dari perwakilan guru honerer dari sejumlah daerah ini.  

"Hari ini saya cukup terharu karena menerima apresiasi ini. Bagi kami, ini adalah peristiwa yang besar karena memang ini bukan perjuangan yang mudah, sampai saat ini kami masih berjuang agar guru honorer bisa menjadi PPPK," ungkap Dede kepada Parlementaria usai rapat di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/1/2024).

“Dari 400 ribu lebih sebagian sudah terserap, kini menyisakan 12 ribuan (guru honorer). Kami berharap perjuangan (Komisi X) tidak pernah berhenti”

Sementara itu Ketua FGHNLPGSI Heti Kustrianingsih menjelaskan kedatangan pengurus dan perwakilan organisasi untuk menyampaikan penghargaan kepada Komisi X yang telah mendampingi perjuangan mereka sejak tahun 2021. Menurutnya buah petai seperti guru honorer yang sering dipandang remeh orang, padahal petai disamping rasanya yang khas juga mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.

"Saya sangat apresiasi kerja (dari) Komisi X yang tetap konsisten mengawal guru-guru honorer menjadi PPPK. Dari 400 ribu lebih sebagian sudah terserap, kini menyisakan 12 ribuan (guru honorer). Kami berharap perjuangan tidak pernah berhenti," ucap Heti.

Pada bagian lain Aan Haniyah guru swasta dari Provinsi Banten mengaku sampai sekarang masih terus berjuang untuk menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). “Saya terus berjuang bersama teman-teman di Banten, melakukan unjuk rasa termasuk kantor DPRD. Tapi kami merasa lebih mudah diterima dan menyampaikan aspirasi kepada anggota Komisi X DPR di Senayan ini,” ujar dia.

0

(['model' => $post])

x|close