Kejar Target Swasembada Gula di 2028, Pemerintah Harus Perbaiki Tata Kelola Pertanian

Nusantaratv.com - 22 Februari 2024

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi IV DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/02/2024). Foto : Runi/Man
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi IV DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/02/2024). Foto : Runi/Man

Penulis: Bagas Adi Pangestu

Nusantaratv.com - Produksi gula nasional terus mengalami defisit. Berdasarkan data Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID Food, produksi gula dalam negeri hanya mampu mencapai 2,4 juta ton. Padahal kebutuhan konsumsi dalam negeri sebesar 7 juta ton.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji akan mendorong pemerintah agar dapat mengembangkan varietas tebu serta meningkatkan produksi gula. Selain itu, Komisi VI juga memperbaiki tata kelola pertanian tebu agar target swasembada gula pada tahun 2028 dapat tercapai.

"Kita dorong supaya ada varietas baru yang bisa ditanam dengan hasil yang lebih baik. Tata kelola pertaniannya juga diperbaiki serta para petani diedukasi bagaimana mengelola lahan dengan baik untuk jangka panjang. Sehingga target swasembada gula pada tahun 2028 dapat tercapai,” ungkap Sarmuji kepada Parlementaria usai mengikuti pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi IV DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/02/2024).

Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini ada ada beberapa persoalan untuk swasembada gula, baik di sisi off-farm maupun on-farm. Menurutnya, masalah utama di on-farm yaitu kualitas pertanian tebu yang menurun dan bibitnya tidak sebagus dulu lagi. Sedangkan, dari sisi off-farm, Komisi VI meminta harus ada perbaikan fasilitas pabrik gula.

“Kalau enggak dilakukan (perbaikan) dengan mesin yang lama itu pasti (kualitas) rendemen tebu itu pasti akan terpengaruh oleh pabrik yang menggunakan fasilitas lama. Karena itu perlu ada perbaikan-perbaikan guna merealisasikan target yang diinginkan pemerintah,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

“Kalau enggak dilakukan (perbaikan) dengan mesin yang lama itu pasti (kualitas) rendemen tebu itu pasti akan terpengaruh oleh pabrik yang menggunakan fasilitas lama”

Namun, ia menjelaskan kendala lain yang terjadi yaitu tanah yang ada saat ini sebenarnya sudah dieksploitasi semaksimal mungkin dan diberi pupuk berlebihan dengan bermacam-macam varian. Sehingga, perlakuan tersebut dalam jangka panjang mengakibatkan produksi menurun. Oleh karena itu, tegasnya, perlu adanya pembinaan dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN), khususnya pabrik gula bagaimana menanam tebu dengan produksi yang bagus disertai dengan varietas yang baik juga.

"Guna menciptakan swasembada gula, perlu ada lahan terutama pabrik-pabrik gula di mana sebagian besar berada di pulau Jawa, namun sangat disayangkan bila constrain (hambatan) lahannya tidak diatasi. Kita mau pacu produksi sebesar apapun tidak mungkin terealisasi. Dengan demikian disarankan bagaimana pihak-pihak yang terkait membuat satu produksi lahan yang besar dengan teknologi yang canggih," jelasnya.

Komisi VI juga mengusulkan adanya pabrik baru dengan lahan yang besar yang memang sudah terbukti baik untuk pertanian. “Bukan lahan yang coba-coba dan salah satu lahan yang memenuhi syarat pertanian yakni di daerah Merauke yang mungkin bisa menjadi acuan untuk meningkatkan produksi gula sebagaimana ditargetkan.

0

(['model' => $post])

x|close