Kasus Hepatitis Misterius Merebak, Legislator: PTM Boleh Asal Kantin Tutup!

Nusantaratv.com - 14 Mei 2022

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. (Runi/Man)
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. (Runi/Man)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Penyakit hepatitis yang belakangan menyerang anak-anak di Indonesia masih misterius.

Teka-teki seputar virus penyebab penyakit ini belum terpecahkan hingga kini. Bahkan di luar dunia akademisi banyak rumor yang menghubungkan berjangkitnya penyakit baru ini dengan efek pemberian vaksin Covid-19 secara masal. 

Dan hal ini masih juga menjadi teka-teki tersendiri. Hingga 9 Mei 2022, tercatat Indonesia memiliki 15 kasus hepatitis akut dengan mayoritas korban adalah anak usia 1-6 tahun. Penyakit ini telah menyebar ke 5 provinsi di Tanah dan memakan 5 korban jiwa.

Timbul kekhawatiran di masyarakat mengingat hepatitis banyak menyerang anak dan beriringan dengan masuknya sekolah paska libur panjang Lebaran. Di sisi lain, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mendesak dilakukan guna mengejar ketertinggalan learning loss selama Covid-19.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian memahami kekhawatiran orang tua dan memberikan saran terkait hal-hal yang perlu dilakukan saat PTM. 

"Tentu hal ini menjadi kekhawatiran bagi kita semua, apalagi orang tua yang anaknya mulai masuk sekolah. Aspek kehati-hatian harus ditingkatkan, namun tidak perlu panik. Sejauh ini, diketahui bahwa secara umum penularan hepatitis melalui oral bukan udara seperti Covid-19. Penularan hepatitis diduga melalui tangan, air, makanan, hingga alat makan. Sehingga, PTM masih dapat dilaksanakan selama kebersihan makan dan minum anak terjaga," ujar politisi Fraksi Partai Golkar itu dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).

Terkait hal ini, Hetifah mendesak Kemendikbudristek melakukan langkah penanggulangan dengan mengeluarkan surat edaran. "Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran, namun untuk khalayak umum. Oleh karena itu, saya mendesak Kemendikbudristek agar turut mengeluarkan surat edaran langkah pencegahan virus hepatitis khususnya di lingkungan sekolah," lanjutnya. 

"Misalnya, sementara waktu, kantin wajib tutup, pelajar wajib bawa bekal, protokol kesehatan seperti cuci tangan dan memakai masker juga harus tetap dilaksanakan di lingkungan sekolah," tambah Hetifah.

Selain itu, Hetifah juga berharap vaksinasi hepatitis semakin digalakkan. "Walau vaksin hepatitis telah diwajibkan bagi bayi Indonesia, cakupannya belum maksimal. Saya berharap pemerintah menggalakkan vaksin ini lebih massif. Agar tercipta kekebalan jangka panjang," jelasnya.

Hetifah berencana segera melakukan pembahasan ini di DPR RI. "Masa sidang DPR RI akan dimulai pada 17 Mei. Kami akan segera membahas hal ini dengan Kemendikbudristek," tukas Hetifah.

0

(['model' => $post])