Nusantaratv.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh menyatakan berdasarkan penjelasan yang diterimanya dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, kasus Gagal Ginjal Akut terhadap Anak sudah terkendali baik, baik dari aspek penanganan maupun pencegahannya.
"Hasil rapat kami hari ini dapat kami simpulkan kasus gagal ginjal di Jawa Timur saat ini Alhamdulillah sudah mulai terkendali dengan baik," kata Nihayatul dalam Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) Komisi IX DPR RI ke Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim), Rabu (9/11/2022).
Pertemuan tersebut menyoroti tentang kasus yang dikenal dengan istilah medis sebagai Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Di Jawa Timur, kata dia, setelah dilakukan penghentian penjualan obat sirop berdampak positif, yang ditunjukkan dengan tidak adanya penambahan kasus GGAPA baru di Jawa Timur.
"Aksi pencegahan sudah berjalan dengan baik. Faktor utama sudah bisa diketahui dan dihentikan. Maka membuat kasus GGAPA di Jawa Timur tertangani dengan baik," ujar Politisi PKB itu.
Diketahui, kasus kematian akibat GGAPA ini cukup tinggi secara nasional, yaitu sekitar 180 anak meninggal. Meskipun demikian, berdasarkan informasi yang diterimanya, Dinas Kesehatan Jatim menghadapi beberapa kendala dalam mendeteksi penyakit GGAPA. Yaitu, kapasitas laboratorium yang belum memadai, sehingga membuat hasil diagnosisnya yang kurang tepat.
"Contoh ada kasus di rumah sakit daerah tertentu dinyatakan gagal ginjal. Namun, ketika dirujuk ke rumah sakit besar dengan peralatan yang lebih lengkap ternyata bukan penyakit gagal ginjal. Sampai saat ini masih terus didalami apa penyebab pastinya gagal ginjal pada anak," jelas Nihayatul.
Persoalan lain yang masih harus diselesaikan, yaitu terkait penarikan sejumlah produk obat sirop yang telah dicabut izinnya oleh pemerintah. "Terkait bagaimana menjelaskan kerugian untuk diselesaikan, terhadap kondisi ini kami akan membahasnya lagi dengan Kemenkes," jelasnya.
Di sisi lain, dia menjelaskan berdasarkan informasi dari BPOM bahwa beberapa distributor obat diduga mencampur bahan etilen glikol dan dietilen glikol yang dapat mempengaruhi gagal ginjal akut. Namun, menurutnya, informasi tersebut harus diperdalam lebih lanjut.
"Oleh karena ini melibatkan banyak pihak, Komisi IX DPR berencana akan membuat Panitia Kerja (Panja) untuk membahas lebih mendalam mengenai kasus gagal ginjal akut ini. Karena kita ingin betul-betul mengetahui ini seperti apa. Sehingga ke depannya kita bisa mengantisipasi kondisi seperti ini. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi dan kita tidak perlu lagi kehilangan ratusan anak Indonesia dalam usia yang masih bayi," tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur (Kadinkes Jatim), Erwin Astha Triyono, menyebut sebanyak 29 kasus gagal ginjal akut yang menjangkit anak usia nol sampai lima tahun masih belum diketahui penyebabnya.
"Data yang dimiliki Dinas Kesehatan Jatim ada 29 kasus GGPA. Dengan rincian meninggal dunia 18 kasus, sembuh 10 kasus. Sementara yang dirawat ada satu kasus, yakni di RSUD Saiful Anwar Malang," kata Erwin saat memaparkan perkembangan kasus GGAPA kepada Anggota Komisi IX DPR.
Erwin menjelaskan, gejala yang umum ditemukan pada anak gagal ginjal akut misterius adalah urine atau kencing yang berkurang, ditambah dengan demam dan flu. "Artinya selama kita curiga itu kencingnya berkurang maka bisa periksa ke dokter. Kalau kencingnya baik tapi ada flu-nya ya tetap ke rumah sakit," ujarnya.
Dia menyarankan masyarakat untuk tidak mengobati sendiri jika anaknya sakit, melainkan dibawa ke dokter atau fasilitas kesehatan agar dapat dianalisa lebih lanjut. "Jadi saran saya untuk masyarakat kalau sakit apapun jangan diobati sendiri. Kalau perlu dianalisa dokter bisa diketahui lebih awal," harapnya.