Nusantaratv.com - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR John Kenedy Aziz meminta pemerintah agar mengevaluasi kebijakan penghapusan pendamping haji, khususnya untuk jamaah haji lansia yang tidak mandiri.
Setidaknya, jumlah rasio jamaah haji dengan lansia tidak mandiri harus seimbang.
"Akibatnya, walaupun jamaah haji itu memiliki sifat tolong-menolong, bahu-membahu dan peduli terhadap sesama jamaah haji, setidaknya itu akan mengganggu jamaah haji lain menjalankan ibadahnya. Apalagi tadi saya mendapatkan aspirasi dari jamaah saya asal Sumbar, mereka menginginkan adanya pendamping dari keluarga terdekat mereka. Jadi saya pikir penghapusan pendamping ini perlu dievaluasi," ujar Anggota Komisi VIII DPR RI itu saat bertemu dengan jamaah haji asal Sumbar di hotel jamaah haji Indonesia 905, Jharwal, Mekkah, Sabtu (24/6/2023).
Legislator Dapil Sumbar II ini mengatakan, temuan dilapangan untuk sebaran jamaah lansia tidak mandiri cukup banyak, ada yang dari awal membutuhkan kursi roda, ada yang patah kakinya dan macam-macam kondisinya. Untuk itu, pemerintah agar memperhatikan juga jamaah haji yang tidak bisa berjalan namun secara fisik sehat, difasilitasi dengan baik saat puncak haji menuju Armuzna.
"Kalau seandainya usulan pendamping ini diadakan, tentu pasti akan mengurangi kuota haji. Mungkin perlu diseleksi, untuk pendamping hanya diperuntukkan jamaah haji lansia yang pasif. Karena kita juga tidak bisa mengurangi hak jamaah haji lain itu berangkat, apalagi jamaah haji itu sudah menunggu untuk berangkat haji puluhan tahun, tapi di sisi lain karena lama menunggu, ada yang sudah sepuh bahkan lansia," imbuh John.
Selain itu, Politisi Partai Golkar ini menambahkan, pihaknya juga banyak mendengar keluhan lain dari jamaah haji dapilnya, misalnya soal makanan.
"Anda tahu bahwa Sumatra Barat itu ada makanan-makanan spesifik ya, makanan seperti rendang, gulai-gulai dan bersantan. Tetapi disini mereka tidak menemukan itu, mereka komplain dari cita rasa makanan," terang Jhon.
Kemudian, lanjut Jhon, ada juga keluhan mengenai ketersediaan obat dari petugas kesehatan haji Indonesia.
"Kita ketahui bahwa mungkin perubahan cuaca di Mekkah cukup ekstrim berkisar antara 44-46 derajat celsius. Sementara di Sumbar cuaca sekitar 24-30 derajat. Jadi akibat dari perubahan cuaca itu, sehingga banyak mengalami demam dan batuk," ucapnya.