Nusantaratv.com - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Thohir mengapresiasi penggunaan mobil listrik dalam melayani delegasi pada Forum P20.
Ini menunjukan kepada dunia akan komitmen DPR bahwa Indonesia telah melaksanakan ekonomi hijau, lewat mobil listrik yang berbasis zero emission alias bebas emisi.
"Saya sangat mengapresiasi penggunaan mobil listrik untuk melayani tamu dan delegasi peserta forum P20. Hal ini menunjukan kepada dunia bahwa negara kita berkomitmen menjalani ekonomi hijau, lewat mobil listrik yang berbasis zero emission," ujar Hafisz di sela-sela pertemuan Bilateral DPR dengan Parlemen Amerika Serikat dalam forum P20, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Lebih lanjut, Politisi Fraksi PAN ini menilai, penggunaan mobil listrik dalam ajang P20 ini menjadi sebuah trigger bahwa sejatinya Indonesia bisa melakukan itu. Karena sejatinya mobil listrik bukan teknologi yang terlalu tinggi sekali. Namun pelan-pelan bangsa Indonesia bisa melakukan transformasi teknologi.
"Secara teknik tidak ada ilmu yang terlalu sulit untuk kita bisa lakukan teknologi seperti mobil listrik ini. Kita punya berbagai universitas hebat, ada ITB, ITS, UI dan lain sebagainya. Saya kira kalau memang effort ini kita lakukan dan pemerintah juga menginginkannya, maka segera lakukan transformasi energi mobil dari energi fosil menjadi energi listrik Saya kira ini pasti bisa tidak perlu waktu lama, hanya 1-2 tahun," jelasnya.
Meski demikian, listrik di Indonesia saat masih menggunakan fosil yakni dengan batubara. "Jadi jika bicara tentang transformasi penggunaan energi alat transportasi ini, dan bicara dari hulunya, maka kita masih memiliki beberapa persoalan yang panjang. Dan kita perlu 70 ribu triliun untuk mentransformasi semua yang kita hasilkan ini menjadi ekonomi hijau, tidak merusak lingkungan dan tidak membakar energi fosil," ungkap Hafisz.
Politisi Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I ini menilai sebenarnya energi listrik yang sering didengungkan beberapa pihak tengah mengalami surplus itu tidak seutuhnya benar. Pasalnya, ketersediaan listrik Indonesia saat ini, memang dibangun atau dicadangkan untuk ketersediaan tahun 2022. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 yang membuat perlambatan kegiatan ekonomi, maka listrik yang ada saat ini terkesan surplus atau berlebih.