Nusantaratv.com - Anggota DPR RI Fauzi H Amroh menyampaikan pandangan Fraksi Partai NasDem (F-NasDem) terhadap Keterangan Pemerintah atas Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN 2024.
Dalam kesempatan ini, NasDem menekankan agar pada tahun anggaran ini pemerintah mampu memperkuat kontribusi permintaan domestik serta mempertahankan inflasi agar tetap berada pada level moderat. Menurutnya hal tersebut masih menjadi kunci dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat.
"Oleh karena itu, Fraksi Partai NasDem memandang bahwa memperkuat kontribusi permintaan domestik serta mempertahankan inflasi agar tetap berada pada level moderat masih menjadi kunci dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat," ujar Fauzi di ruang Rapat Paripurna, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Dia menjabarkan, arsitektur fiskal yang dirancang oleh pemerintah melalui Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2024 disusun dengan asumsi bahwa tren perlambatan ekonomi global masih akan terus berlangsung di tahun mendatang. Bahkan IMF meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi global hanya akan menyentuh level 2,8 persen.
"Sejumlah faktor seperti tingginya tingkat inflasi, berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter, semakin terbatasnya ruang kebijakan ekonomi baik fiskal maupun moneter serta meningkatnya tensi geopolitik menjadi risiko nyata yang harus terus diwaspadai," ungkap Fauzi.
Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2023, IMF merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2023 dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen dan outlook untuk tahun 2024 cukup sehat di tingkat 5,1 persen.
"Meskipun demikian, kita patut berbangga bahwa fondasi ekonomi Indonesia masih terbilang cukup solid di tengah perlambatan ekonomi global tersebut," ujar Fauzi.
Lebih lanjut, dalam Kerangka Ekonomi Makro (KEM) Fraksi Partai NasDem mempertanyakan dasar dan meminta penjelasan pemerintah terkait penetapan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen hingga 5,7 persen.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi 5 persen tidak cukup untuk mengangkat Indonesia dari Jurang Middle Income Trap sebelum tahun 2045. Untuk itu Fraksi Partai NasDem menganggap bahwa dibutuhkan upaya yang lebih keras melalui bauran kebijakan moneter dan fiskal untuk menyentuh angka pertumbuhan 6 persen.
Adapun di sisi Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Fraksi Partai NasDem berupaya memandang bahwa arah kebijakan fiskal dari sisi pendapatan cukup memadai terutama dalam mendorong tingkat kepatuhan dan integrasi teknologi dalam sistem perpajakan serta memperluas basis perpajakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.
Namun demikian, pemerintah diharapkan mampu bekerja lebih keras terutama dalam meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap PDB. "Sebagaimana kita ketahui bersama meskipun secara nominal penerimaan negara terus mengalami peningkatan namun dari sisi rasio penerimaan negara terhadap PDB cenderung mengalami penurunan terutama rasio perpajakan," jelas Fauzi.