Nusantaratv.com - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Mulyadi membacakan Pemandangan Umum Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) atas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2023.
Dalam paparannya Fraksi Partai Gerindra DPR RI melihat positif tema kebijakan fiskal 2023, yaitu: 'Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan'.
Tema tersebut relevan dengan semangat bersama untuk mewujudkan pertumbuhan yang tinggi, pemerataan, dan serta ramah lingkungan. "Fraksi Partai Gerindra DPR RI berpandangan bahwa kebijakan ekonomi seyogyanya diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berkeadilan, dan berkedaulatan," ujar Mulyadi di ruang rapat paripurna Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Dalam mencapai sasaran tersebut, pembangunan ekonomi harus mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat, dalam arti meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kesempatan kerja, serta mampu meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
Menanggapi usulan Pemerintah mengenai kisaran indikator ekonomi makro serta postur APBN 2023 yaitu: pertumbuhan ekonomi 2023 ditargetkan sebesar 5,3 persen. Inflasi pada kisaran 3,3 persen. Rata-rata nilai tukar Rupiah kisaran Rp14.750 per dolar AS dan rata-rata suku bunga SBN 10 tahun diprediksi pada level 7,85 persen.
Mengenai target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2023 yang ditetapkan sebesar 5,3 persen. Fraksi Partai Gerindra berpandangan bahwa target tersebut masih sangat optimis, mengingat APBN 2022 masih kerja keras mencapai baseline-nya. Perekonomian global tahun 2023 berpotensi mengalami stagflasi akibat tingginya tingkat inflasi dan diringi dengan pengetatan kebijakan moneter serta ancaman terjadinya krisis pangan dan energi.
"Perlu diingat bahwa pertumbuhan ekonomi hingga kuartal II-2022 lebih banyak ditopang oleh terjadinya windfall akibat tingginya harga komoditas pangan dan energi di pasar Internasional. Diperkirakan windfall tersebut akan melandai pada tahun 2023," ungkap Mulyadi.
Fraksi Partai Gerindra mendorong pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2023 dengan kualitas yang semakin baik. Meski kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 cukup baik (5,446), namun tidak didukung oleh sektor-sektor yang erat fundamental ekonomi Indonesia atau yang menyerap banyak tenaga kerja.
Misalnya, sektor pertanian hanya tumbuh 1,37 persen. Pertumbuhannya cenderung menurun dan hampir selalu di bawah laju pertumbuhan PDB. Lebih lanjut, sektor tanaman pangan dan sektor perkebunan juga hanya tumbuh masing-masing, secara tahunan, sebesar 1,12 persen dan 0,27 persen.