Nusantaratv.com - Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan di daerah pemilihan (Dapil)-nya, terutama di Kecamatan Sangkapura, Gresik Jawa Timur sering terjadi kehabisan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ada permainan harga BBM.
Hal tersebut kerap dikeluhkan oleh masyarakat terutama nelayan setempat yang memang sangat membutuhkan BBM untuk menjalankan pekerjaannya.
"Masyarakat, khususnya nelayan di Kecamatan Sangkapura, sering mengadukan dan mengeluhkan seringnya stok BBM habis. Namun lucunya, ada cerita bahwasanya banyak juga masyarakat yang menjual BBM itu dengan harga eceran yang lebih mahal dibandingkan harga yang dijual di SPBU," ungkap Roro dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan PT Pertamina (PERSERO) dan Sub Holding Pt Pertamina di Ruang Rapat Komisi VII, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Hal tersebut, lanjut Roro, tentu membuat para nelayan dan masyarakat sangat kesulitan untuk mencari solar yang menyebabkan multiplier effect. Sementara di saat yang bersamaan mereka banyak menemukan penjual solar eceran yang dijual dengan harga sekitar Rp12.000-12.500, yang notabene jauh dari harga solar normal yang ditentukan pemerintah yakni sekitar Rp6.800.
Kondisi tersebut tentu merugikan masyarakat setempat. Dan pihaknya sejatinya sudah menyampaikan hal tersebut kepada Bupati Gresik, Jawa Timur.
"Jadi kalau saya lihat, ada sebuah gap yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu. Nah ini masih tanda tanya buat saya. Pada dasarnya visi saya adalah ketika ada SPBU ya kita sangat berharap SPBU ini mampu untuk melayani masyarakat dan hak BBM itu memang diperuntukkan oleh masyarakat. Ketika ada sebuah sistem yang terganggu saya merasa sangat kecewa begitu," tambahnya mengungkapkan kekecewaannya.
Politisi Fraksi Partai Golkar ini berharap PT Pertamina bisa melakukan pengecekan khusus di wilayah Pulau Bawean tersebut, terkait distribusi BBM ini. Agar kedepannya dapat dicarikan solusi terbaik bagi masyarakat setempat.
"Makanya sekarang karena ketemu dengan ibu dengan jajaran dari Pertamina mohon dibantu untuk cek gitu. Karena saya tahu kalau di sistem My Pertamina juga mungkin dengan satu detik untuk bisa dapat informasi gitu ya. Nah itu saya mohon sekali untuk dicek khusus di wilayah Pulau Bawean ini, agar kedepannya kita bisa segera mencari solusi yang terbaik. Karena sekali lagi ini jelas sangat merugikan masyarakat," pungkasnya.