Nusantaratv.com - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melalui Anggota Komisi I yang membidangi masalah pertahanan, Mayjen TNI, TB Hasanuddin. Menyatakan pernyataan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang terkesan memprovokasi Pemerintah Malaysia untuk mengklaim Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai bagian dari Malaysia, sebagai pernyataan yang tidak bijak.
“Menurut hemat saya, pernyataan itu tidak tepat dan tak bijak. Batas batas antara Singapura, Provinsi Kepri (Indonesia) dan Malayasia saat ini sudah final. Tak perlu di permasalahkan lagi,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Menurutnya, pernyataan tersebut dapat berdampak buruk terhadap hubungan Indonesia-Malaysia, serta dapat menciptakan ketegangan.
“Indonesia juga tak pernah mempermasalahkan dan mengungkit-ungkit wilayah Malayasia yang dulu menjadi bagian dari wilayah Majapahit. Kita tak boleh terpancing oleh pendapat yang dapat memancing ketegangan di wilayah ini,” kata TB Hasanuddin.
Lebih lanjut dikatakannya, terkait wilayah dan batas-batas negara antara negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) dan Malaysia. Sejauh ini sudah dianggap final baik oleh ketentuan hukum Internasional, maupun oleh kedua negara.
“Tak perlu di reaksi lah, biarkan saja. Dan terkait perbatasan Indonesia-Malayasia juga sudah saling mengakui,” tandasnya.
Sebelumnya, seperti dilansir Straits Times, Selasa (21/6/2022), Mahathir menyatakan bahwa Singapura sebelumnya dikuasai oleh Johor dan wilayah Johor seharusnya menuntut agar Singapura dikembalikan kepadanya dan kepada Malaysia.
“Namun, tidak ada tuntutan apa pun dari Singapura. Sebaliknya, kita menunjukkan apresiasi kita pada kepemimpinan negara baru ini yang disebut Singapura,” ucap Mahathir dalam pidatonya pada Minggu (19/6) waktu setempat.
Mantan PM Malaysia berusia 96 tahun yang dikenal dengan pernyataan kontroversialnya ini, berbicara dalam sebuah acara yang digelar sejumlah organisasi non-pemerintah di bawah bendera Kongres Survival Melayu di Selangor, Malaysia, pada Minggu (19/6) waktu setempat. Acara itu diberi judul ‘Aku Melayu: Survival Bermula’.**