Nusantaratv.com - Anggota Komisi X DPR RI Djohar Arifin memberikan usulan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali untuk mendatangkan pelatih-pelatih kelas dunia ke Indonesia untuk dapat memberikan pelatihan kepada pelatih dan atlet Indonesia.
Menurutnya, selama ini mereka terkendali oleh bahasa, sehingga akan percuma jika mengirimkannya ke luar negeri. "Nah kita terhambat, mengirim pelatih-pelatih keluar, karena faktor bahasa. Kemudian kalau kita kirim tim untuk belajar, itu hanya satu generasi. setelah itu hilang lagi. Nah saya mengusulkan, dianggarkan nanti, kita kontrak pelatih-pelatih kelas dunia, instruktur pelatih kelas dunia, untuk misal sepak bola. Makanya dia melatih seluruh pelatih kita," ujar Djohar dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Menpora RI beserta jajaran Kemenpora, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Menurut Djohar, Indonesia memiliki banyak peminat dalam bidang olahraga, jutaan remaja memiliki bakat namun tidak mendapatkan ilmu yang benar. Sehingga perlu adanya pelatih yang dapat memberikan instruksi yang benar.
"Di Jakarta saja boleh, atau dia (pelatih/instruktur kelas dunia) pergi ke provinsi-provinsi, semua pelatih mendapatkan ilmunya. Waduh anak-anak kita akan muncul bintang-bintang. Indonesia akan menguasai bukan hanya Asia, bahkan Eropa," kata politisi Partai Gerindra itu.
Mantan Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) itu juga menambahkan, dirinya pernah melaksanakan program ini ketika menjabat Ketua PSSI dahulu.
PSSI melakukan kontrak dengan pelatih dari FIFA yang merupakan warga negara Malaysia, yang dapat berkomunikasi dengan Bahasa Melayu, sehingga dapat dimengerti oleh atlet dan pelatih sepakbola Indonesia. Namun sayangnya hal ini tidak lagi dilanjutkan di PSSI.
"Jadi dengan melalui menteri ini barangkali kebijakannya jadi kebijakan negara. Yakin anak-anak kita yang banyak ini akan dapat ilmu yang benar. Saya yakin itu. Jadi tak usah kirim ke luar negeri, karena kita masalahnya bahasa," pungkas legislator daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara III itu.