Nusantaratv.com - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengungkapkan, krisis yang sedang dihadapi dunia sebagai dampak dari perubahan iklim, kian mengkhawatirkan.
Dibutuhkan aksi yang lebih nyata dan lebih dari sekedar komitmen guna melindungi dunia dari dampak yang lebih buruk lagi, salah satunya yaitu dengan penguatan multilateralisme.
"Kita membutuhkan multilateralisme lebih dari sebelumnya," tegas Fadli dalam intervensinya pada sidang COP27 sesi 'Climate Action and Sustainable Development: How Can Parliament Address The Interlinkages for a More Resilient World?' di Sharm El-Sheikh, Mesir, Minggu (13/11/2022).
Fadli menjelaskan, kerja sama internasional (multilateralisme) sangat penting karena dampak dari perubahan iklim sudah melampaui batas. Parlemen, masih kata Fadli, melalui upaya diplomasi, harus bertindak sebagai katalis untuk memperbarui solidaritas antar negara dalam rangka mewujudkan tujuan yang tertuang dalam Perjanjian Paris.
Selanjutnya, Fadli juga mengusulkan agar memprioritaskan perlindungan kepada masyarakat yang lebih rentan. Apalagi sebagai wakil rakyat, parlemen memiliki kewajiban moral untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim saat ini dan masa depan.
Usulan ketiga yang disampaikan Politisi Fraksi Partai Gerindra ini dalam menyelesaikan krisis iklim adalah kepemimpinan yang kuat. Perjuangan melawan perubahan iklim merupakan motor bagi pemulihan dunia.
"Parlemen harus memberi contoh dan memastikan akuntabilitas pemerintah atas semua tindakan untuk pemulihan global serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim," jelasnya.
Dalam intervensinya di sesi tersebut, Fadli juga menyampaikan beberapa contoh krisis yang terjadi di belahan dunia yang harus segera di atasi. Seperti tingginya harga pangan dan energi akibat dari konflik geopolitik, musibah banjir, kekeringan, gelombang panas, dan cuaca ekstrem di belahan dunia lain.
"Kita bisa saksikan banjir yang terjadi di Pakistan, adalah contoh nyata bagaimana perubahan iklim itu sudah sangat nyata dan telah berdampak pada kehidupan. Sayangnya, dunia kurang memperhatikannya. Kita harus menghindari standar ganda dalam aksi perubahan iklim, untuk itu prinsip inklusif harus selalu dijunjung tinggi," tukas Fadli.