BSIP TRI Sukabumi Harus Mampu Kembangkan Bibit Perkebunan Unggul dan Berstandarisasi

Nusantaratv.com - 21 Juni 2023

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat Kunjungan Kerja Tim Komisi IV DPR ke Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP TRI) Tanaman Industri dan Penyegar, di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Selasa, (20/06/2023). Foto: Runi/nr
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat Kunjungan Kerja Tim Komisi IV DPR ke Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP TRI) Tanaman Industri dan Penyegar, di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Selasa, (20/06/2023). Foto: Runi/nr

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan dengan hadirnya Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) TRI Tanaman Industri dan Penyegar, yang baru saja berdiri satu tahun lalu pada 2022, diharapkan mampu mengembangkan bibit-bibit perkebunan yang memiliki keunggulan dan bermutu baik. Kehadiran BSIP tersebut diharapkan juga bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan petani, serta dapat berinovasi menghasilkan produk yang baik dan berstandarisasi.

“Saya mengharapkan kehadiran BSIP TRI mampu mengembangkan bibit-bibit perkebunan yang unggul dan bermutu baik yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan juga petani, serta  dapat berinovasi menghasilkan produk-produk yang terstandarisasi. Ke depan lahan-lahan yang masih gundul di wilayah Sukabumi perlu didata, agar dapat ditanami produk-produk yang unggul dan berstandarisasi, hal tersebut diperlukan sinergi antar Kementerian Pertanian dan masyarakat guna bekerjasama untuk melakukan penanaman”, pungkas Dedi kepada Parlementaria usai melakukan Kunjungan Kerja Tim Komisi IV DPR ke Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP TRI) Tanaman Industri dan Penyegar, di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Selasa, (20/06/2023).

Legislator Dapil Jawa Barat VII itu melanjutkan bahwa di Kota Sukabumi masih terdapat tanah dan lahan-lahan yang gundul yang dapat mengakibatkan bencana longsor dan konflik. Dengan demikian, untuk mengantisipasi hal seperti itu, dirinya mengusulkan agar negara harus hadir mengambil tanah-tanah yang masih kosong. Sehingga, hal itu dapat mengurangi konflik yang terus-menerus terjadi terkait pertanahan ataupun bencana alam.

“Negara harus hadir mengambil alih tanah-tanah yang masih kosong guna dikembangkan sebagai perkebunan rakyat, juga dapat meningkatkan pembenihan berbasis produk,” ungkap Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Ia juga mengatakan pertanian tidak hanya untuk pengembangan dan pembenihan tumbuhan saja, namun bisa juga untuk destinasi wisata. Hal itu seperti pertanian yang berbasis pariwisata, perkebunan yang berbasis pariwisata, sehingga bisa dikunjungi masyarakat luas. Selain bisa menikmati panorama alam, bisa juga menikmati produk-produk unggulan yang berkualitas dan berstandarisasi.

“Saya rasa keunggulan-keunggulan yang sudah dimiliki oleh BSIP TRI sudah berjalan dengan baik. Tetapi, keunggulan tersebut tidak hanya aspek yang bersifat produksi, pameran atau sekadar kunjungan masyarakat saja, alangkah baiknya jika bisa dikembangkan secara luas tidak hanya oleh pemodal ataupun pengusaha namun harus juga dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri,” tekannya

Di tempat yang sama, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian  Fadjri Jufri menjelaskan keberadan BSIP merupakan pengganti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) yang dulu dinamakan Balai Penelitian Industri. Adapun tugas pokoknya itu menghasilkan teknologi terkait dengan tanaman industri teknologi termasuk varietas yang memiliki kualitas unggul dan berstandarisasi.

“Dengan hadirnya BSIP TRI ini, tugasnya ke depan menyiapkan standar mulai dari budidaya, pasca panen sampai pemasaran. Contohnya seperti apa standar budidaya kopi itu yang akan kita buat, standarnya bisa standar domestik Indonesia yang biasa dikenal dengan sebutan SNI dan ada juga standar internasional sampai standar Industri,” jelasnya.

Adapun tugas BSIP TRI menyiapkan standar dari hulu sampai hilir. Di sana juga dikembangkan biodiesel reactor dan bioetanol,  D100 pure dari kelapa sawit yang pada tahun 2019 sudah diujicobakan pada 64 kendaraan di seluruh Kementan dan sudah ada beberapa mobil yang yang menggunakan bahan bakar itu sampai 300.000 km dengan tidak ditemukan kendala. Menurutnya, kualitas dari bahan bakar ini sudah memenuhi standar Eropa, sehingga memenuhi standar yang diinginkan.

“Alhamdulillah sudah cukup berkembang, walaupun belum banyak yang tahu. Untuk itu kita dorong dan mudah-mudahan kehadiran Pimpinan dan Anggota Komisi IV juga ini dan rangka penguatan bisa menginformasikan ke masyarakat luas, tentunya supaya BSIP ke depan dapat menyentuh kebutuhan para petani di Indonesia,” jelasnya.

Seperti diketahui, BSIP TRI menghasilkan sejumlah varietas unggulan seperti kopi, kakao, B 100 dan banyak lagi. Keberadaan produsen benih unggul yang mempunyai kompetensi yang memadai (bersertifikat) dalam produksi dan peredaran benih unggul bermutu sangat penting dalam mendukung Pembangunan Industri perbenihan menuju Kemandirian Industri Perbenihan Perkebunan Nasional.

0

(['model' => $post])

x|close