Nusantaratv.com - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyampaikan salah satu tantangan global yang harus segera diurai adalah kebutuhan air bersih dan sanitasi yang layak.
Mengingat, kedua aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Hal ini disampaikan Fadli Zon dalam intervensinya pada forum Parliamentary Hearing at The United Nations di New York, Amerika Serikat (AS), pada 13-14 Februari 2023.
Forum tersebut mengangkat tema "Water for Peoples and the Planet: Stop the Waste, Change the Game, Invest in the Future".
"Saya melihat upaya untuk menyediakan akses yang luas terhadap air minum dan sanitasi terhambat. Diantaranya oleh ketidaksetaraan atau bahkan kurangnya infrastruktur, keterbatasan inovasi dan teknologi, keterbatasan finansial, ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air serta pengelolaan dan tata kelola air yang buruk," urai Fadli dalam siaran persnya, Rabu (15/2/2023).
Terkait hal itu, Fadli menekankan pentingnya melipatgandakan komitmen politik untuk menyediakan air minum bersih, sanitasi dan pelayanan kesehatan untuk mengatasi semua hambatan tersebut, disamping pembangunan infrastruktur air dan sanitasi tetap harus diutamakan.
Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai Gerindra ini mengajak untuk memperkuat kerja sama global dan mekanisme keuangan inovatif serta memperkuat pelayanan kepada kelompok masyarakat rentan seperti perempuan, anak perempuan, anak-anak, dan banyak kelompok terpinggirkan lainnya.
Dalam konteks diatas, sambungnya, peran Parlemen sangatlah penting dimana DPR memiliki mandat untuk terus menyuarakan kebutuhan dan hak publik termasuk hak atas air minum, sanitasi, dan layanan kesehatan yang bersih, mudah diakses dan terjangkau.
Indonesia ditegaskannya mendukung terciptanya tata kelola air bersih yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan efisiensi.
"Kami juga menekankan perlunya pendekatan pengelolaan air terpadu dan pentingnya kerja sama dalam pengelolaan sumber daya air. Saya berharap Konferensi ini dapat memobilisasi komitmen global dan berubah menjadi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti untuk tata kelola air yang lebih baik, lebih adil, lebih inklusif, dan berkelanjutan," pungkas Fadli.