BKSAP & AIPA Resmi Gelar Perdana Workshop Peningkatan Jumlah Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

Nusantaratv.com - 11 Oktober 2023

Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana usai hadir menyampaikan pidato dalam workshop tersebut di Jakarta, Selasa (10/10/2023). Foto : Runi/Man
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana usai hadir menyampaikan pidato dalam workshop tersebut di Jakarta, Selasa (10/10/2023). Foto : Runi/Man

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI bersama ‘ASEAN Inter-Parliamentary Assembly’ (AIPA) khususnya dalam hal ini ‘Women Parliamentarians of ASEAN Inter-Parliamentary Assembly’ (WAIPA) secara resmi untuk pertama kalinya menggelar Workshop dengan tema “Strengthening Women’s Resilience and Leadership in ASEAN Through the Development of Plan Action on Promoting Women’s Political Participation”.

Workshop tersebut merupakan sebagai tindak lanjut aksi nyata dari salah satu resolusi yang diusulkan oleh Indonesia sebagaimana telah diputuskan pada pertemuan general assembly atau Sidang Umum AIPA ke-44 yang telah digelar baru-baru ini di Jakarta-Indonesia dalam rangka bertujuan untuk meningkatkan jumlah partisipasi perempuan di bidang politik.

“Salah satu resolusi pada pertemuan general assembly AIPA yang ke-44 itu adalah membahas isu tentang perempuan, dimana salah satu resolusinya adalah bagaimana agar perempuan lebih banyak lagi hadir dalam kepemimpinan dan juga memiliki ketahanan untuk kedepan terlibat di berbagai bidang salah satunya juga di politik,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana usai hadir menyampaikan pidato dalam workshop tersebut di Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Resolusi tersebut, ungkap Politisi Fraksi Partai Demokrat ini, muncul karena atas dasar keprihatinan Indonesia akan masih minimnya jumlah perempuan yang berpartisipasi di bidang politik. Berbeda jika dibandingkan dengan telah banyaknya jumlah perempuan yang berperan aktif bidang-bidang lainnya seperti bidang ekonomi, bidang pendidikan dan bidang kesehatan khususnya di kawasan ASEAN.

Oleh karena itu, Indonesia pada workshop tersebut memberikan perspektif agar membangun plan of action alias rencana aksi supaya tercapai target jumlah perempuan yang lebih banyak lagi hadir di politik kedepannya. Rencana aksi tersebut, ungkap Putu, salah satunya yaitu perlu adanya suatu affirmative action di kawasan ASEAN untuk bisa mencapai keterwakilan perempuan at least 30 persen di Parlemen masing-masing negara.

Mengingat, Putu menyayangkan hingga saat ini di beberapa negara ASEAN seperti Thailand dan Laos masih belum juga memiliki affirmative action. Padahal, tandas Legislator Dapil Bali ini, di negara-negara lainnya seperti Singapura, Vietnam dan Filipina. Adapun di Indonesia sendiri telah memiliki komitmen affirmative action keterwakilan perempuan sebesar 30 persen di Parlemen sebagaimana telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018.

“Sehingga hubungannya nanti dengan Undang-Undang yang mereka buat untuk affirmative action. Indonesia sudah memilikinya, kalau gak salah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 bagaimana kita memberikan perhatian khusus affirmative action kuota untuk Pileg (Pemilihan Legislatif) kita minimal adalah 30 persen. Jadi artinya Indonesia sudah memiliki ini dan Filipina juga sudah, Singapura juga memiliki satu konsep, nah ini ingin kita akselerasi di kawasan ASEAN,” tandas Putu.

Dengan demikian, affirmative action diharapkan dapat diadopsi pada saat Sidang Umum AIPA digelar di Laos tahun depan nantinya. “Sehingga kedepan nantinya ada affirmative action untuk mencapai minimal 30 persen (anggota) parlemen perempuan di kawasan ASEAN dan ini akan diadopsi nantinya harapannya di Laos. Dan tentu kita ingin banyak mendorong lagi affirmative action di kawasan ASEAN agar lebih banyak lagi (anggota) parlemen perempuan di kawasan ASEAN,” pungkasnya.

Diketahui, Workshop dengan tema “Strengthening Women’s Resilience and Leadership in ASEAN Through the Development of Plan Action on Promoting Women’s Political Participation” secara perdana resmi digelar di Jakarta. Workshop tersebut digelar hasil kolaborasi antara BKSAP DPR RI, AIPA, UN Women, USAID (From the American People), CFLI/FCIL (Canada Fund for Local Initiatives Fonds Canadien d’Initiatives locales), Ministry of Gender Equality and Family dan UK International Development.

Turut hadir Sekretaris Jenderal AIPA Siti Rozaimeriyanty Dato Haji Abdul Rahman, Duta Besar Kanada untuk ASEAN Vicky Singmin, UN Women’s Country Representative to Indonesia and Liaison ASEAN Jamshed Kazi, Deputy Chief of Mission at the U.S. Mission to ASEAN Kate Rebholz dan Country Representative.

0

(['model' => $post])

x|close