Nusantaratv.com - Bank sentral di seluruh dunia kedepan diperkirakan akan merespons gejolak ekonomi dengan melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrim dan secara bersama-sama.
Hal tersebut, menurut Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani akan berdampak pada resesi ekonomi. Gejolak ini, menurut Puan, akan mengakibatkan penurunan kesejahteraan masyarakat global.
Krisis ekonomi yang merambat pada krisis sosial. Sehingga diperlukan berbagai langkah antar negara, khususnya negara-negara G20, untuk dapat memastikan rantai pasok komoditas strategis tetap aman untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Selain mengutamakan pemenuhan kebutuhan domestik dan kepentingan pasar, negara-negara produsen komoditas strategis juga diharapkan membangun kewajiban bersama untuk menjaga kebutuhan stok global yang stabil.
Selain itu, diperlukan pula kerja bersama dalam menyediakan stimulus pembangunan yang ditransmisikan untuk keperluan kegiatan ekonomi domestik. "Sehingga konsumsi dan daya beli tetap terjaga. Orkestrasi dari kekuatan negara-negara G20, untuk mempercepat transformasi ekonomi, baik ekonomi digital maupun ekonomi hijau, sangat diperlukan dalam bentuk nyata," ujar Puan, Rabu (5/10/2022).
Lebih lanjut, Puan juga mendukung adanya penguatan implementasi agar ekonomi digital dan ekonomi hijau menjadi ekosistem ekonomi yang inklusif.
Dia juga menyinggung soal langkah Indonesia yang telah memperkuat berbagai regulasi untuk mendorong ekonomi digital dan ekonomi hijau.
"Hal ini dilakukan melalui implementasi mengembangkan kemudahan berusaha, bank digital, pajak karbon, dan energi baru dan terbarukan," ungkapnya.
Puan merinci, negara-negara dunia membutuhkan prinsip-prinsip dalam hubungan kerja bersama antarnegara yang efektif dalam merespons gejolak ekonomi dunia dan orkestrasi pembangunan global.
Mulai dari komitmen yang dapat dilaksanakan, saling percaya, mengutamakan dialog hingga agenda bersama. Komitmen tersebut dinilai juga dapat menghindarkan suatu sistem internasional yang hanya berorientasi kepada keinginan kekuatan besar tertentu saja.
Dengan komitmen seperti ini, menurut Puan, diharapkan setiap negara akan bersinergi dalam membangun kekuatan bersama dan bukan menghasilkan rivalitas ataupun dominasi.
"Saling percaya, harus dapat kita tunjukan melalui hubungan yang setara dalam upaya bersama mencapai win-win solution. Kita perlu mengubah paradigma winner takes all dan zero sum menjadi win-win dalam hubungan antar negara," tambahnya.
Tanpa adanya kepercayaan, Puan menilai negara-negara akan terus berkompetisi memaksimalkan keuntungan masing-masing. Untuk itu, diharapkan negara-negara dunia mengedepankan dialog dan diplomasi dalam penyelesaian berbagai masalah global.
"Budaya damai dan toleran (culture of peace and tolerance) semakin diperlukan dalam memperkuat interaksi antar bangsa dan negara. Kerja bersama antar parlemen berperan penting untuk menyebarkan budaya damai dan toleran, yang semakin diperlukan menghadapi ketegangan geopolitik saat ini," tukas Puan.