Nusantaratv.com - Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel mengingatkan tentang keharusan wakil rakyat untuk menunaikan amanah sesuai sumpah jabatan sebagai anggota DPR, yaitu memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Adapun setiap masa reses persidangan DPR, wakil rakyat memiliki kewajiban untuk menemui konstituennya selama sepekan. "Jangan cuma dimanfaatkan saat pemilu. Jangan jadikan rakyat komoditas politik," kata Gobel di Provinsi Gorontalo, Sabtu (24/12/2022).
Gobel selama sepekan penuh berkeliling menemui konstituennya. Pada masa reses kali ini, dia mengambil kegiatan bakti sosial. Gobel menyediakan layanan kesehatan di tengah belum tuntasnya pandemi Covid-19.
Selain itu, dia membagikan biskuit dan susu untuk balita dan ibu-ibu hamil maupun menyusui untuk mencegah stunting yang masih menjadi masalah di Indonesia. Dia juga membagikan rompi pelampung untuk nelayan karena sering terjadi musibah nelayan tenggelam diterjang ombak maupun badai.
Serta jaket anti air kepada pengemudi bentor, becak-motor. Berbagai kegiatan tersebut dilakukan di Desa Moodulio, Kecamatan Bone, dan Desa Bilungala, Kecamatan Bonepantai. Keduanya di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dua kawasan itu sudah dekat dengan perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Utara (Sulut).
Gobel yakin seluruh anggota DPR berusaha sebaik-baiknya untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai wakil rakyat. Hal itu, kata Gobel, karena rakyat telah memberikan kehormatan kepada wakil rakyat dengan memilih mereka untuk duduk di parlemen.
"Karena itu sebagai wakil rakyat harus memberikan kehormatan yang sama kepada rakyat yang memilihnya. Bukan melakukan serangan fajar saat pemilu. Itu namanya mengkhianati dan merendahkan harga diri rakyat sebagai manusia, karena mereka lahir dalam kondisi mulia dan dimuliakan. Bagi umat Islam, saat lahir bayi diazankan di telinga kanan dan diqomatkan di telinga kiri. Bagi orang Kristen, mereka disucikan di gereja," tegasnya.
Saat kegiatan bakti sosial itu, Gobel juga melakukan dialog dengan masyarakat. Para nelayan mengeluhkan harga BBM yang terus naik. Hal itu memberatkan mereka.
Sedangkan petani mengeluhkan naiknya dan langkanya bibit dan pupuk serta jatuhnya harga produk pertanian saat musim panen. "Kami minta hal ini agar ada solusi," kata salah seorang dari mereka.
Menanggapi hal itu, khusus soal pertanian, Gobel menyatakan, petani dan nelayan agar bersatu dalam wadah koperasi. Hal itu akan membuat posisi nelayan dan petani menjadi lebih kuat dan lebih mudah dalam berkoordinasi serta dalam mencari solusi.
"Petani dan nelayan harus bersatu dalam wadah koperasi. Petani dan nelayan yang kuat akan lebih mudah dalam berjuang. Saya sendiri sudah menginisiasi pembentukan koperasi petani. Hal ini akan menciptakan ekosistem pertanian yang sehat," jawabnya.
Pada kesempatan itu, Gobel kembali menyatakan bahwa politik yang dia perjuangkan adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan. "Kita harus mencari solusi atas berbagai persoalan, bukan ramai dalam berwacana. Harus konkret," imbuhnya.
Gobel juga mengatakan, petani, nelayan, pengemudi bentor, dan semua profesi lain bukan hanya menjadi tulang punggung keluarga, tapi tulang punggung bangsa. "Bapak dan ibu semua adalah pahlawan bangsa," tukas Gobel.