Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak Meluas, Legislator Nilai Pemerintah Gagal Deteksi Dini

Nusantaratv.com - 12 Mei 2022

Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. (Arief/Man)
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. (Arief/Man)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyesalkan kembali mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia terhadap 1.649 sapi ternak yang ditemukan di Jawa Timur (Jatim) dan Aceh.

Hal ini, kata Johan, menunjukkan Pemerintah telah gagal mengantisipasi masuknya penyakit ini yang diketahui membawa kerugian besar bagi dunia peternakan di Tanah Air.

"Saya menilai Pemerintah gagal melakukan deteksi dini PMK padahal ini merupakan penyakit hewan menular yang paling ditakuti di dunia karena kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkannya sangat besar," ujar Johan, dilansir dari laman fraksi PKS, Rabu (11/5/2022).

Dia menanggapi keresahan masyarakat yang sangat khawatir dengan merebaknya PMK ini. Untuk itu, Johan mendesak Pemerintah agar segera bertindak cepat dan tepat melakukan antisipasi meluasnya penyakit ini demi keamanan pangan nasional, apalagi sebentar lagi akan memasuki momentum Idul Adha.

"Saya berharap Pemerintah harus bertanggung jawab dengan adanya kebijakan impor daging sapi dan kerbau yang berasal dari negara-negara yang tidak bebas PMK, hal ini berakibat fatal bagi pertahanan PMK," lanjutnya.

Politisi Fraksi PKS ini mendorong Pemerintah untuk melakukan isolasi di daerah kabupaten/kota yang diidentifikasi sebagai sentra peternakan yang muncul tersangka PMK, serta daerah yang berisiko tinggi seperti daerah yang menawarkan berbagai negara yang belum bebas PMK dan daerah pasokan penerima ternak ternak dari berbagai wilayah.

Johan meminta agar pemerintah lebih serius mewaspadai ancaman PMK ini karena berdampak luas secara sosial ekonomi terhadap pembangunan pembangunan di Indonesia. "Saya mengingatkan wabah PMK ini bisa terjadi lebih cepat dari yang kita duga, situasi ini akan menyerang usaha rakyat sehingga upaya pengamanan maksimal terhadap usaha rakyat harus segera diprioritaskan," ucap Johan.

Legislator Senayan ini tidak ingin wabah PMK ini menjadi ancaman baru yang mengerikan akibat kebijakan yang salah dan kinerja yang lambat dari pemerintah. "Harus ada antisipasi yang sistematis dari wabah PMK ini sebagai 'irbone desease' sehingga penanganannya memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam bertindak," cetusnya.

Wakil Rakyat dari Dapil NTB 1 ini menjelaskan ancaman wabah PMK akan menyebabkan rendahnya pertumbuhan populasi ternak serta akan meningkatkan risiko abortus dadakan di antara ternak-ternak produktif.

"Wabah PMK selalu menjangkiti sapi, kerbau, kambing, domba dan jenis-jenis hewan sebangsanya, yang juga bisa menular pada manusia. Kasus PMK yang ditemukan di jawa timur dan Aceh mampu meningkatkan kewaspadaan dini secara nasional dan harus meningkatkan pemantauan di seluruh daerah demi menjaga keamanan nasional," tukas Johan.

0

(['model' => $post])

x|close