Legislator Dorong Masyarakat Siap Hadapi Era Digitalisasi

Nusantaratv.com - 27 September 2022

Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir saat kegiatan BKSAP di Kantor Bupati OKI, Provinsi Sumatera Selatan, Senin (26/9/2022). (Dipa/nvl)
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir saat kegiatan BKSAP di Kantor Bupati OKI, Provinsi Sumatera Selatan, Senin (26/9/2022). (Dipa/nvl)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Tohir menyampaikan perekonomian dunia di tengah era digitalisasi saat ini mulai bergeser menuju Green Economy

Dia menegaskan ekonomi suatu negara dengan model konvensional seperti saat ini. Bahkan sebagian negara sudah tidak menerapkannya lagi. Menurutnya, kegiatan pembangunan maupun kegiatan produksi di era Green Economy itu harus berbasiskan kepada ekosistem.

"Artinya, tidak boleh merusak alam dan juga net zero emission. Selanjutnya kita juga telah bersepakat untuk tidak menaikkan temperatur 1,5 derajat, sehingga kita harus betul-betul well prepared terhadap kesiapan business plan maupun APBN kita," ujar Hafisz di sela-sela kegiatan BKSAP bertajuk 'Urgensi Kerangka Keuangan Nasional yang Teerintegrasi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir' di Kantor Bupati OKI, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (26/9/2022).

Politisi Partai Amanat Nasional ini menegaskan, kedepannya lembaga keuangan dunia, tidak akan membiayai suatu kegiatan atau suatu pembangunan yang tujuannya merusak lingkungan. Maka dari itu, program Green Economic akan segera diadopsi ke APBN pada tahun 2023 oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

"Dalam delegasi parlemen di Kabupaten OKI ini, saya mengimbau kepada mahasiswa-mahasiswa yang hadir dan juga pemerintahan setempat, kompetisi yang sering terjadi antar pihak harus diubah menjadi kolaborasi. Hal ini dikarenakan dapat menimbulkan lebih banyak disruptifnya daripada konstruksifnya. Walaupun kita harus berbagi, namun inilah resep terbaik untuk mengatasi globalisasi mendatang," sebutnya.

Hafisz ingin masyarakat dapat peka terhadap perubahan yang dimulai dari saat ini. Mulai kreatifitas, inovasi, serta kesiapan yang matang. Penting dilakukan sosialisasi sedini mungkin. Menurutnya, digitalisasi itu bekal yang harus diterobos dan dikuasai, khususnya oleh generasi muda. Termasuk meningkatkan kreatifitas. Jika tidak dapat produk atau kegiatan kreatif, maka masyarakat Indonesia tidak dapat bersaing dengan negara lain.

"Selain kreatifitas, harus ada inovasi. Inovasi seperti apa? Kita sudah sepakat melakukan hilirisasi industri, artinya kegiatan hulu tidak bisa lagi kita lepas begitu saja. Harus memiliki benefit, karena dari hulu ke hilir sudah melakukan lompatan yang luar biasa. Sehingga akan ada transformasi kepada tenaga kerja, pabrik-pabrik, kemudian industri yang membutuhkan tenaga kerja, supply chain menjadi bergerak, dan buruh-buruh mendapatkan pekerjaan. Ini tentu sangat dampak terhadap perekonomian kita," tegas Hafisz.

Legislator daerah pemilihan (dapil) Sumsel I itu berharap Indonesia dapat siap dengan digitalisasi ini. Penting sekali baginya untuk memaparkan digitalisasi itu menjadi salah satu hal yang harus diterobos dan dikuasai, supaya generasi muda mempunyai pengetahuan pada perangkat-perangkat digital dan juga sistem transformasi, khususnya yang berbasis teknologi digital.

"Di dunia ini yang semakin hari kita rasakan semakin berat dan menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dunia melahirkan ketidakharmonisan antar negara. Bahkan kita sudah melihat negara Taiwan dan China menegang, Korea Utara dan Korea Selatan terus berselisih, Jepang dan China, Rusia dan Ukraina, dan sebagian Amerika Serikat melakukan hal yang sama. Nah ini yang kita katakan bahwa ke depan Republik Indonesia harus siap terhadap kemungkinan tersebut, nantinya akan terjadi perubahan atau shifting yang luar biasa, baik pada dunia politik, ekonomi dan juga keamanan negara," tutup Hafisz.

0

(['model' => $post])