Nusantaratv.com - Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Hamid Noor Yasin menyoroti tajam terkait penyedia layanan haji Arab Saudi (Masyariq). Timwas Haji DPR, kata Hamid, ingin melakukan evaluasi menyeluruh berkaitan dengan masyariq jamaah haji Indonesia.
"Komitmen tidak dilaksanakan dengan baik oleh masyariq, sehingga banyak jamaah haji Indonesia yang terlunta dan tersiksa," kata Hamid yang tengah memantau perkembangan kondisi jamaah haji di Makkah, Minggu (2/7/2023).
Legislator Dapil Jawa Tengah V ini menegaskan bahwa komitmen pelaksanaan ibadah haji yang ramah lansia (lanjut usia) semakin tahun harus betul-betul diperhatikan.
Hal itu mulai dari embarkasi, bandara, Mekah, Madinah, juga terutama di Armuzna. Menurutnya, persoalan yang terjadi terutama di Armuzna saat ini karena banyaknya jamaah yang membludak tidak tertangani dengan baik sehingga tenda-tenda penuh tidak bisa menampung jamaah.
Politisi Fraksi PKS ini menjelaskan banyak jamaah yang tidur di luar tenda, sementara kondisi cuaca panas sangat panas hijgga sampai di atas 42 derajat celcius. Para jamaah juga mengalami kekurangan minum, kekurangan makan, kekurangan kebutuhan air untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).
"Transportasi macet di mana-mana terutama di Muzdalifah jamaah menumpuk tidak bisa diangkut hingga 10 jam lebih dalam kondisi panas di atas 40 derajat celcius, sehingga banyak yang dehidrasi dan pingsan," jelas Anggota Komisi V DPR RI ini.
Karena itu, pelaksanaan ibadah haji tahun ini, kata Hamid, harus betul-betul dievaluasi secara menyeluruh pada seluruh lini. Dia menegaskan tim pelayanan haji dari Arab Saudi (Masyariq) yang saat ini tidak memenuhi komitmen dalam memberi layanan yang baik selama di Arafah Muzdalifah dan Mina berdampak pada banyak jamaah haji indonesia yang terlunta-lunta dan tersiksa terutama di Armuzna.
"Ke depan permintaan penambahan kuota haji ke Arab Saudi memang harus terus diperjuangkan untuk mengurangi jumlah panjangnya antrean daftar tunggu calon jamaah haji indonesia, tapi juga harus dibarengi dengan penambahan sarana prasarana pendukung, infrastruktur, dan fasilitas haji yang memadai terutama di Armuzna. Agar peristiwa penumpukan jamaah, kekurangan tempat tenda, kekurangan makan, kekurangan minum, kekurangan air MCK. Semoga antrian yang panjang tidak terulang lagi untuk haji yang akan datang," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, biaya haji tahun 2023/1444 H sebesar Rp98,,89 juta. Biaya yang ditanggung jamaah haji sebesar Rp49,81 juta atau 55,3 persen sementara yang di tanggung BPKH Rp40,23 juta atau 44,7 persen. Di sisi lain, antrean calon jamaah haji semakin tahun semakin panjang.
"Jika kita daftar di tahun 2023 ini dengan setoran awal untuk mendaftar haji Rp25 juta maka diperkirakan akan diberangkatkan antara 11 tahun sampai 47 tahun ke depan. Kalau misalnya saya ini daftar sekarang di umur 54 tahun berarti bisa jadi nanti umur 101 tahun baru bisa berangkat haji di peruntukkan bagi orang-orang yang mampu. Mampu secara fisik, biaya atau harta maupun secara ruhiyah maknawiyah," ungkap Anggota BURT DPR RI ini.
Artinya, kata Hamid, semakin panjang antrean daftar tunggu maka peserta haji ke depan akan semakin banyak yang berusia lanjut atau lansia. "Tahun 2023 ini yang usianya di atas 65 tahun mencapai 67.000 atau sekitar 30 persen dari total jamaah haji kita yang 229.000," tutupnya.