BKSAP Kecam Kekerasan Israel, Tekankan PBB Revisi Kontrol atas Akses Al-Aqsa

Nusantaratv.com - 18 April 2022

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon. (Runi/rni)
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon. (Runi/rni)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengecam keras kekerasan yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina di kawasan Masjid Al-Aqsa.

Menurutnya, rangkaian perilaku kekerasan ini menunjukkan masa depan suram bagi kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett sebagai mitra perdamaian. Bahkan Fadli mengaku sejak awal pesimis akan masa depan perdamaian antara Palestina dan Israel.

"Naftali Bennett adalah politisi sayap kanan garis keras yang pernah menolak negara Palestina. Dia lebih keras dari Netanyahu. Rangkaian kekerasan dalam tiga pekan belakangan ini membuktikan tak ada yang berubah dari kebijakan Israel atas warga Palestina. Israel tetap brutal bahkan lebih kejam. Dunia jangan sebatas mengecam kekejaman itu, dunia juga harus mengecam pemerintahan Israel yang dipimpin garis keras," tutur Fadli Zon melalui keterangan tertulisnya, Minggu (17/4/2022).

Sebagai Wakil Presiden the League of Parliamentarians for Al-Quds, Fadli mengkritik aturan yang menetapkan Israel sebagai pihak pengontrol akses ke Kompleks Masjid Al-Aqsa. "Alih-alih sebagai pengatur, aparat keamanan Israel justru kerap melindungi kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi yang secara provokatif masuk ke kompleks dan bagian dalam Masjid Al-Aqsa. Tentu saja tindakan tersebut menyulut kemarahan jamaah masjid. Harus ada upaya dari PBB untuk mencabut kewenangan kontrol akses Israel atas Masjid Al-Aqsa. Kontrol itu harus diserahkan ke pihak yang netral di bawah pengawasan PBB," sarannya.

Diketahui pihak keamanan Israel berupaya melakukan kekerasan terhadap ribuan jamaah salat Subuh di Masjid Al-Aqsa dan juga saat salat Jumat pada Jumat (15/4/2022). Bulan Sabit Merah Palestina telah mengevakusi 152 warga Palestina ke rumah sakit terdekat. 

Lebih lanjut, kekerasan di Kompleks Al-Aqsa terutama saat bulan suci Ramadhan seharusnya bisa dicegah lebih awal. Pasalnya, Israel kerap menempuh aksi kekerasan hampir tiap tahun di bulan Ramadhan ketika umat Islam beribadah di Masjid Al-Aqsa.

Padahal sebelum Ramadhan, Israel dan Yordania telah meningkatkan pembicaraan dalam upaya menghindari terulangnya kekerasan seperti tahun sebelumnya. Yordania berfungsi sebagai penjaga komplek masjid, sementara Israel mengontrol akses.

"Saya melihat perlu kesungguhan langkah preventif agar kekerasan di Kompleks Al-Aqsa tidak terulang setiap Ramadhan. Seharusnya, PBB dan komunitas internasional tidak lepas tangan. Apalagi, kalau kita merujuk resolusi penting Majelis Umum PBB nomor 181 tahun 1947, yang menetapkan Yerusalem sebagai wilayah  di bawah kewenangan internasional dan diberikan status hukum dan politik terpisah," kata Fadli. 

Di sisi lain, ekses dari rangkaian kekerasan tersebut mengakibatkan tersulutnya amarah seluruh warga Palestina termasuk kelompok-kelompok perjuangan di Jalur Gaza. Menurut Fadli, provokasi kebrutalan Israel akan memicu aksi balasan berupa roket-roket dari Jalur Gaza. 

"Jika eskalasi kekerasan tak lekas diatasi, situasi di Palestina akan semakin mengerikan, termasuk aksi kekerasan Israel yang sangat mematikan karena alutsistanya yang lebih memadai daripada Palestina. Saya sangat mencemaskan terulangnya kembali serangan Israel 11 hari ke Gaza pada tahun lalu tak lama Ramadhan berakhir," tegas Fadli. 

Terakhir, terkait sikap sekaligus langkah konkret BKSAP DPR RI terhadap situasi terkini di Palestina, Fadli menekankan BKSAP DPR RI selalu konsisten mendukung Palestina di berbagai forum parlemen. 

Oleh karena itu, lanjut politisi Partai Gerindra tersebut, Grup Kerja Sama Parlemen (GKSB) Indonesia-Palestina berencana akan melakukan kunjungan ke Jalur Gaza pada akhir Mei mendatang. 

"Waktu Sidang Umum IPU (Inter Parliamentary Union) ke-144 pada 20 sampai 24 Maret lalu di Bali, kita pada awalnya akan mengajukan draf resolusi terkait Palestina. Namun karena konflik Rusia dan Ukraina semakin memanas, kita kembali menunda draf Palestina tersebut. Namun kita selalu mengingatkan bahwa krisis Rusia dan Ukraina tak boleh mengabaikan isu Palestina," pungkas Fadli.

Seperti diketahui, beberapa kelompok ekstremis Yahudi menyerukan kepada otoritas Israel untuk mengambil bagian dalam inisiatif untuk mengadakan 'Pengorbanan Paskah' di halaman Masjid Al-Aqsa yang diadakan Jumat (15/4/2022). 

Mereka juga menawarkan hadiah sekitar Rp45 juta bagi yang mampu membawa ternak ke kompleks Al-Aqsa dan berhasil melaksanakan kurban. Hadiah sebesar Rp2,8 juta ditawarkan kepada mereka yang dapat memasuki kompleks Al-Aqsa namun tidak dapat berkurban. Ada juga hadiah sebesar Rp1,7 juta untuk mereka yang mencoba dan gagal masuk.

0

(['model' => $post])

x|close