Ajak Keliling DPR, Puan Maharani Sambut Baik Dukungan Parlemen Korsel untuk Indonesia Jadi Ketua AIPA

Nusantaratv.com - 19 Januari 2023

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani saat menerima kunjungan Ketua Majelis Nasional (Parlemen) Republik Korea (Speaker of National Assembly of Republic of Korea) Kim Jin-Pyo ke DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2022). Foto: Jaka/Man
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani saat menerima kunjungan Ketua Majelis Nasional (Parlemen) Republik Korea (Speaker of National Assembly of Republic of Korea) Kim Jin-Pyo ke DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2022). Foto: Jaka/Man

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Ketua Dr. (H.C) Puan Maharani menyambut baik dukungan Parlemen Korea Selatan yang telah memercayai Indonesia pegang tongkat estafet menjadi Ketua KTT ASEAN sekaligus Ketua Presidensi ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) 2023. Dukungan ini menjadi penting demi kesuksesan Sidang Umum AIPA ke-44 tersebut.

"Presiden (Joko Widodo) dan saya telah menyampaikan untuk bisa memberikan dukungan kepada Indonesia sebagai Ketua KTT ASEAN dan Ketua AIPA. Korea Selatan menyatakan dukungan dan kesuksesan untuk Indonesia, terutama pergelaran sidang yang akan dilaksanakan tahun ini," ucap Puan kepada Parlementaria saat Ketua Majelis Nasional (Parlemen) Republik Korea (Speaker of National Assembly of Republic of Korea) Kim Jin-Pyo, Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Baginya, keketuaan Indonesia di ASEAN dan Presidensi Indonesia di AIPA ini berpotensi akan memperkuat solidaritas dan relevansi ASEAN di tengah meningkatnya rivalitas kekuatan besar serta berbagai tantangan seperti stabilitas kawasan.

Selaras dengan rangkaian kunjungan tersebut, Puan turut memperkenalkan nilai vital parlemen Indonesia. Ia mengajak Ketua Majelis Nasional (Parlemen) Republik Korea Kim Jin-Pyo beserta rombongan delegasi berkeliling kompleks DPR RI. Selama kunjungan tersebut, dirinya menceritakan makna sekaligus sejarah panjang di balik simbol-simbol yang menjadi warisan para pejuang di masa lampau.

"DPR RI yang sebelumnya adalah Kompleks CONEFO mulai dibangun pada 19 April 1965, bertepatan momentum peringatan sepuluh tahun penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika. Gedung DPR yang mencerminkan kepakan sayap burung yang akan terbang ini digagas oleh Presiden RI pertama, Bapak Ir. Sukarno pada tahun 1965," tutur Puan berkeliling komplek DPR RI bersama dengan Kim Jin-Pyo beserta rombongan delegasi Parlemen Korea Selatan.

Sambil melihat isi dari Ruang Paripurna di Gedung Nusantara, Kim Jin-pyo mendengarkan pemaparan awal pembangunan gedung untuk penyelenggaraan CONEFO (Conference of New Emerging Forces). Gedung tersebut merupakan simbol kekuatan baru negara-negara berkembang yang menentang negara-negara besar (old-established forces) saat itu. CONEFO menjadi lembaga liga negara-negara semacam Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dibuat Presiden Sukarno.

"Struktur atap tersebut memiliki simbol, yaitu, menyerupai kepakan sayap burung Garuda, lambang negara Indonesia yang berasal dari hewan mitologi Hindu. Simbol tersebut bermakna bahwa Indonesia dapat terbang tinggi dan dapat memberi inspirasi kepada dunia, tetapi tetap berpijak pada identitas dan jati diri bangsa Indonesia," terang Cucu Proklamator Bung Karno ini.

Walaupun CONEFO sudah bubar seiring dengan berakhirnya masa jabatan Sukarno sebagai Presiden RI, pembangunan kompleks ini tetap dilanjutkan dan pemanfaatannya. Gedung tersebut dialihkan menjadi Kompleks Parlemen sejak 18 Maret 1968 hingga kini.

Ia juga memperlihatkan patung di depan Gedung Nusantara, tepatnya di Plaza Depan Kompleks Parlemen Senayan. Patung yang bernama ‘Ikatan’ itu berdiri tegak di sekitar kolam dan air mancur berbahan tembaga.

"Patung Ikatan mempunyai dua makna. Pertama, sebagai simpul dari kawasan Kompleks MPR/DPR/DPD RI. Kedua, sebagai simbol perjalanan hidup manusia, yaitu, masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Maka dari itu, jumlah patung tersebut adalah tiga yang terikat menjadi satu," tandas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu.

 

0

(['model' => $post])